Tata Cara Sa’i Lengkap Niat, Doa Rukun dan Hukumnya

Tata cara Sa’i Langkap 

Tata cara melakukan sa’i dalam ibadah haji atau umrah adalah

Tata cara pelaksanaan sai

Baca juga : Tata cara tawaf sesuai sunnah

1. Niat

Lakukan niat sa’i dalam hati.

2. Memulai di Bukit Shafa

Mulailah sa’i dari Bukit Shafa. Berdiri menghadap Ka’bah, angkat kedua tangan dan bacalah:
– “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qadir.”

3. Berjalan dari Shafa ke Marwah

Mulailah berjalan menuju Bukit Marwah. Berdoalah dan berzikir sepanjang perjalanan. Jika berada di lampu hijau, pria dianjurkan untuk berlari kecil.

4. Di Bukit Marwah

Ketika mencapai Bukit Marwah, lakukan hal yang sama seperti di Shafa. Berdiri menghadap Ka’bah, angkat tangan, dan berdoa.

5. Ulangi 7 Kali

Lakukan perjalanan dari Shafa ke Marwah dan sebaliknya sebanyak 7 kali. Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dan dari Marwah ke Shafa dihitung satu kali lagi.

6. Akhir Sa’i di Marwah

Tata cara pelaksanaan sai

Sa’i berakhir di Bukit Marwah setelah perjalanan ke-7. Berdoalah dan berzikir kembali.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:

– Pakaian

Memakai pakaian ihram.
-Niat Semua ibadah harus disertai niat.

– Tertib:

Lakukan sa’i dengan tertib dan penuh khusyuk.
– Kesehatan

Pastikan kondisi fisik mendukung untuk melaksanakan sa’i.

Semoga ibadah sa’i Anda diterima oleh Allah SWT.

Hukum Pelaksanaan Sa’i

Para ulama berbeda pandangan terkait hukum mengerjakan sai.

Pertama ada ulama yang menyebutkan bahwa sai merupakan rukun haji. Artinya jika ditinggalkan, maka hajinya batal dan tidak dapat diganti dengan dan ( denda) atau lainnya.

Kedua, ulama lain berpendapat bahwa sai adalah sunnah. Jika jemaah meninggalkannya, maka tidak ada kewajiban apa-apa baginya.

Ketiga, ada pula ulama yang mengemukakan sa’i termasuk wajib haji. Jika seorang muslim tidak melakukannya, maka haji dan Umrohnya tidak batal tetapi baginya wajib membayar dam

Ibadah sa’i secara umum tergolong rukun haji dan umrah. Sehingga haji menjadi tidak sah tanpa mengerjakan sa’i. Hal ini sebagaimana pendapat jumbur ulama, diantaranya mazhab Syafi’i, Maliki dan Hambali.

Demikian tata cara sa’i beserta do’a dan penjelasan lengkap mengenai sa’i dengan baik dan benar ya.

Sumber artikel : detikcom

Keajaiban Pengobatan Cara Islami

Pengobatan cara islam

Pengobatan cara nabi atau yang sering disebut Thibbun Nabawi, mengacu pada pengobatan dan praktik kesehatan yang dianjurkan oleh nabi Muhammad  SAW. Berikut beberapa contoh dari pengobatan cara Nabi:

1. Madu

Nabi Muhammad SAW menyarankan madu sebagai obat untuk berbagai penyakit. Madu memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi.

2. Habbatussauda (Jintan Hitam)

Nabi menyatakan bahwa jintan hitam adalah obat untuk segala macam penyakit kecuali kematian. Jintan hitam dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

3. Hijamah (Bekam)

Bekam adalah praktik mengeluarkan darah kotor dari tubuh melalui sayatan kecil di kulit. Nabi menganjurkan bekam sebagai salah satu metode pengobatan yang efektif.

4. Kurma

Nabi sering mengonsumsi kurma dan menyarankan untuk makan kurma, terutama kurma ajwa, untuk kesehatan. Kurma memiliki kandungan gizi yang tinggi.

5. Olahraga

Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk berolahraga, seperti berkuda, berenang, dan memanah, untuk menjaga kebugaran fisik.

6. Kebersihan

Nabi sangat menekankan pentingnya kebersihan pribadi dan lingkungan, termasuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, menjaga kebersihan gigi, dan menjaga kebersihan rumah.

7. Puasa

Puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang juga memiliki manfaat kesehatan, seperti detoksifikasi tubuh dan peningkatan kesehatan pencernaan.

8. Pola Makan Sehat

Nabi mengajarkan untuk tidak makan berlebihan dan selalu mengonsumsi makanan yang halal dan baik.

Pengobatan cara Nabi mengkombinasikan antara keyakinan spiritual dan praktik kesehatan fisik yang dapat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Pengobatan Cara Nabi Athibun Nabawi

  • Pengobatan thibun Nabawi

Thibbun Nabawi, atau Pengobatan nabi merunuk pada praktek medis dan panduan kesehatan yang direkomendasikan oleh nabi Mohammad dalam tradisi islam.

“Ini mencakup berbagai perawatan, pengobatan, dan panduan kesehatan yang berasal dari hadits (perkataan dan tindakan Nabi) dan mencakup praktik seperti penggunaan madu, habbatussauda (Nigella sativa), hijama (bekam), serta berbagai rekomendasi diet. Ini adalah pendekatan holistik yang menekankan kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual, menggabungkan keimanan dan langkah-langkah kesehatan praktis.

Kapan Jamaah Haji Melakukan Mabit Muzdalifah? ?

  Kapan Jemaah Haji Melaksanakan Mabit di Muzdalifah? Berikut penjelasannya

Bermalam di Muzdalifah

Jakarta – Mabit di Muzdalifah dilakukan oleh jemaah haji pada tanggal 10 Zulhijjah. Secara sederhana, mabit artinya bermalam atau beristirahat.
Pada wajib haji, makna mabit mengacu pada berhenti sejenak di waktu malam hari untuk mempersiapkan segala sesuatu dalam pelaksanaan melontar jumrah. Menurut buku Doa-doa Khusus Ibadah Haji karya Amirulloh Syarbini, selain di Muzdalifah, mabit juga dilakukan di Mina.

Mabit di Muzdalifah, dimulai ketika lewat tengah malam tanggal 10 Zulhijjah hingga terbit fajar. Mabit boleh dilakukan sesaat, asalkan telah lewat tengah malam.

Mabit di Muzdalifah

Ketika mabit, hendaknya jemaah haji membaca talbiyah, zikir, dan Al-Qur’an. Selain itu, disunnahkan juga mengambil batu di daerah Muzdalifah untuk melontar jumrah dan bertolak ke Mina.

Mengutip dari buku Tuntunan Lengkap Rukun Islam & Doa oleh Dr Moch Syarif Hidayatullah, mabit di Muzdalifah hukumnya wajib dan termasuk ke dalam wajib haji. Jika jemaah haji tidak melakukannya, maka ia diharuskan membayar denda atau dam berupa seekor kambing.

Apabila tidak mampu untuk membayar denda, maka ia diperbolehkan membayar fidyah atau berpuasa selama 10 hari, yaitu 3 hari di masa haji dan 7 hari di Tanah Air.

 Tata Cara Mabit di Muzdalifah

Mengacu pada sumber yang sama, waktu mabit di Muzdalifah dikerjakan setelah melakukan wukuf di Arafah. Cara mabit yaitu hadir di Muzdalifah meskipun sejenak, dengan syarat dilakukan pada pertengahan malam setelah wukuf di Arafah.

Mabit di Muzdalifah tidak wajib diniatkan secara khusus, karena niatnya sudah termasuk ke dalam niat ihram haji. Anjuran mabit di Muzdalifah ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 199 yang berbunyi:

ثُمَّ أَفِيضُوا۟ مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ ٱلنَّاسُ وَٱسْتَغْفِرُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Arab latin: ṡumma afīḍụ min ḥaiṡu afāḍan-nāsu wastagfirullāh, innallāha gafụrur raḥīm

Artinya: “Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,”

Doa Mabit di Muzdalifah
اللَّهُمَّ إِنَّ هَذِهِ مُزْدَلِةُ جُمِعَتْ فِيهَا أَلْسِنَةُ مُخْتَلِفًّة تَسْألَُكَ حَوَائِجَ مُتَنَوِّعَةً فَاجْعَلْنِي مِمَّنْ دَعَاكَ فَاسْتَجَبْتَ لَهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْكَ فَكَفَّيْتَهُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Arab latin: Allahumma inna haazdihi muzdalifatu jumi’ay fiihaa alsinatuan mukhtalifatun tas’aluka hawaaija mutanawwi’atan faj’alnii mimman da’aaka fastajabta lahu wa tawakkal’alaika fakafaitahu yaa arhamarraahimiin

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya di Muzdalifah ini telah berkumpul orang dengan bermacam-macam bahasa yang memohon kepada-Mu keperluan yang juga beraneka ragam, maka masukkanlah aku ke dalam golongan yang memohon kepada-Mu, lalu Engkau penuhi permintaan itu, yang berserah diri kepada-Mu, lalu Engkau lindungi, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala Pengasih,”

Demikian pembahasan mengenai mabit di Muzdalifah. Semoga bermanfaat.

9 Amalan Sunah Ibadah Umroh Yang Perlu Diketahui

Amalan sunat saat umroh

Amalan saat ibadah umroh

Ketahui Amalan-amalan Sunnah Saat Umroh yang wajib diketahui

Umrah adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan bagi seluruh umat Islam. Dalam rangkaian ibadah umrah ini terdapat beberapa amalan sunnah yang bisa diamalkan bagi umat muslim yang melaksanakan umrah. Bagi anda yang ingin menunaikan umrah, simak apa saja amalan sunnah umrah agar anda dapat memetik pahala dan manfaat umrah.

Amalan sunah Saat umroh

Jamaah Samira Travel

1. Membantu Orang Lain
Anda bisa membantu orang lain dengan membawa barang bawaannya yang berat. Apalagi jika orang yang dituakan sudah tua dan tentunya membutuhkan bantuan tenaga. Sesama manusia harus saling membantu dan menguatkan. Karena itu ringankanlah tanganmu untuk membantu jemaah di Tanah Suci.

2. Berdzikir
Dzikir tidak mengenal waktu yang baik di tempat tinggal maupun selama kegiatan umrah. Baik di sela-sela makan nasi atau di sela-sela percakapan dengan jamaah lain atau di waktu senggang. Setiap dzikir yang diucapkan mendapat berkah dari Allah SWT.

3. Mengikuti Kajian Agama
Kajian Agama sebetulnya ada di berbagai tempat, termasuk Indonesia. Penceramah dapat memberikan ilmu yang baik dan bermanfaat untuk menemukan nilai-nilai yang hilang dalam kehidupan.  lebih banyak dan bersahabat. Tentu sayang jika dilewatkan saat mencoba nuansa baru menikmati dekorasi dan corak masjid-masjid Mekkah.

4. Mandi Ihram
Mandi sunnah ini dilakukan sebelum miqat dan masuk ihram, membersihkan tubuh hingga kotoran tidak menempel lagi. Mandi sunnah ini seperti halnya mandi junub.

5. Gunakan parfum sebelum ihram
Penggunaan wewangian merupakan sunnah dalam melaksanakan umrah. Untuk pria, disarankan untuk mengoleskan parfum ke tubuh, rambut, dan jenggot. Wanita boleh mengenakan wewangian yang tidak berbau harum.

6. Membaca niat Ihram dalam sholat Miqot
Ihram laki-laki terdiri dari dua helai kain putih. Satu lembar kainnya dibungkus seperti sarung sedangkan satunya lagi digunakan sebagai selendang penutup bahu. Bagi wanita, pakaian ihram harus menutupi tubuh dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh.

7. Berulang kali membaca kalimat Talbiyah
Hukum membaca Talbiyah adalah Muakkad Sunnah, oleh karena itu sangat dianjurkan untuk melakukannya.

8. Mencium Hajar Aswad
Amalan selanjutnya adalah mencium Al-Hajarul atau Hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan, sentuhlah dengan tangan Anda, lalu gosoklah tangan yang menyentuhnya.

9. Minum air Zam Zam
Amalan ibadah umroh yang terakhir adalah minum air Zam Zam yang menawarkan banyak berkah baik untuk kesehatan maupun spiritualitas.

Keutamaan sholat Dhuha

KEUTAMAAN SHALAT DHUHA DAN DO’A SHALAT DHUHA

Shalat dhuha merupakan salah satu shalat sunnah yang sangat diajurkan oleh Rasululah SAW. Sangat banyak sekali keterangan dan penjelasan hadits yang menjelaskan kelebihan, keistimewaan, dan keutamaan shalat dhuha ini.

Kita tentu akan merasa lebih semangat jika mengetahui keutamaan dari shalat dhuha ini. Karena dengan kita mengetahui keuntungan dan kebaikan bahkan keutamaan dari shalat dhuha kita akan menjadi lebih termotivasi untuk melakukan shalat dhuha ini.

Banyak sekali penjelasan dari para ulama yang diungkapkan Rasulullah saw mengenai keutamaan shalat dhuha ini, yaitu:

1. Menjanjikan akan tercukupi hidupnya

Shalat dhuha merupakan shalat permohonan rezeki. Dan Allah swt juga berjanji bagi siapa saja yang sering melakukan shalat dhuha Allah akan mencukupi semua kebutuhan umatnya. Dengan janji yang sudah Allah berikan itu, Allah bermaksud untuk memberikan balasan atau timbal balik kepada umatnya yang sudah bersedia mengingat Allah dengan cara melakukan sholat dhuha.

Dan janji Allah ini bisa dilihat dalam hadits qudsi. Na’im bin Hammar berkata, “Aku mendengar Rasulullah berkata: Allah berfirman, ‘Wahai Anak adam, janganlah sekali-sekali engkau malas melakukan shalat empat rakaat pada pagi hari (shalat dhuha) karena akan kucukupi kebutuhanmu hingga sore hari’.” (Hr. Abu Daud)

2. Shalat dhuha sebagai amal persediaan

Dan salah satu keutamaan dari shalat dhuha ini ialah shalat sunnah (dhuha) bisa menyempurnakan kekurangan shalat wajib. Seperti yang kita ketahui, shalat adalah salah satu amalan yang pertama kali akan ditanyakan di hari akhir. Dan shalat juga kunci semua amal kebaikan. Jika shalatnya baik maka baiklah amal ibadah yang lainnya.

Alasan mengapa shalat dhuha bisa dikatakan sebagai amal persediaan, karena shalat sunnah (dhuha) bisa menjadi amal cadangan yang nantinya dapat menyempurnakan kekurangan dari shalat fardhu.

Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri hamba pada hari kiamat dari amalannya adalah shalat.

3. Dijauhkan dari siksa api neraka pada hari pembalasan nanti

Shalat dhuha menjadi salah satu cara kita untuk menghindari dari api neraka. Rasulullah saw bersabda:

“barangsiapa melakukan shalat fajar, kemudian ia tetap duduk ditempat shalatnya sambal berdzikir hingga matahari terbit kemudia ia melaksanakan shalat dhuha sebanyak dua rakaat, niscaya allah swt akan mengharamkan api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya.”  (Hr. Al-Baihaqi)

setelah sahabat shalat doa sebaiknya juga disertai dengan doa sebagai berikut

DO’A SHALAT DHUHA

Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’auka wal-jamaala jamaaluka wal-quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal-‘ismata ‘ismatuka.

Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita ‘ibaadakash-shalihiin.

untuk menambah rezeki yang berlipat ganda juga bisa dengan bersedekah. karena Allah akan memberikan balasan 7x lipat dari apa yang kita sedekahkan.

11 Adab Makan Minum Dalam Islam

Dalam ajaran Islam, segala sesuatu sudah diatur sesuai porsinya masing-masing. Tak hanya itu, semuanya juga memiliki adab dalam kehidupan sehari-hari yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan, hingga ada adab makan dan minum.

 

Sejatinya, Islam selalu mengajak umatnya untuk selalu berbuat baik. Oleh sebab itu, berbagai aspek dalam kehidupan sosial juga ikut diatur di dalamnya melalui adab-adab. Adab ini bukan hanya sekadar aturan yang harus dilakukan, tetapi juga sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan dengan niat mendapat berkah dan kebaikan.

Karena adab ini dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW, maka kita sebagai umatnya wajib untuk menjalannya adab ini dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, menjalankan adab makan dan minum ini merupakan suatu bentuk dalam menjalankan sunah Rasul dan sebagai perwujudan jati diri seorang muslim.

Adanya adab makan dan minum ini juga menjadi dasar atas adanya hubungan antara habluminallah dan habluminannas. Habluminallah adalah hubungan vertikal antara manusia dan Allah, sedangkan habluminannas adalah hubungan horizontal antar sesama manusia.

Adanya aturan dan adab ini tentu bukan hanya untuk memenuhi dua nilai tersebut. Tapi juga berkaitan dengan kesehatan dan kebaikan demi keberlangsungan hidup manusia.

Berbicara tentang adab makan dan minum, hal ini ternyata tertuang dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi sebagai pedoman hidup umat Islam. Mulai dari adab untuk menggunakan pakaian, adab untuk bertamu dan menyambut tamu, adab masuk rumah, hingga adab makan dan minum. Semua itu telah dicontohkan secara langsung oleh Rasulullah dengan sedemikian rupa dan tercatat dalam hadist yang kemudian diriwayatkan oleh para sahabat.

Lantas, apa saja sebenarnya adab makan dan minum dalam Islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah? Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini, yuk, simak rangkuman informasi yang ada di bawah ini yaitu :

1. Makan dan Minum Sesuatu yang Halal
Adab makan dan minum yang pertama dan yang paling utama adalah dengan makan dan minum sesuatu yang halal. Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang dengan keras umatnya yang mengkonsumsi sesuatu yang haram.

Sebab, sesuatu yang haram tersebut akan memberikan atau menimbulkan banyak mudharat atau keburukan kepada orang yang mengkonsumsinya.

Bahkan, Allah telah memerintahkan hal ini secara langsung melalui firmannya dalam surah Al-Baqarah ayat 168. Dalam surah itu disebutkan jika umat manusia diperintahkan untuk makan apa yang ada di bumi yang baik dan halal. Jangan pula mengikuti jejak setan dalam hal memakan hal yang tidak baik karena sesungguhnya setan tersebut adalah musuh yang sebenarnya.

Lalu, makanan yang seperti apa yang masuk dalam kategori halal? Berdasarkan pada keterangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), makanan yang halal adalah makanan yang disembelih atau dioleh atas nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hal ini pun dijelaskan kembali dalam firman Allah yang terdapat pada surah Al-Maidah ayat ketiga. Dalam ayat tersebut, dijelaskan jika diharamkan bagi umat muslim untuk memakan bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang disembelih dengan nama selain Allah.

Bahkan, anjuran dan perintah Allah ini telah dijadikan dasar atas banyaknya penelitian yang dilakukan. Salah satunya adalah penelitian tentang tidak baiknya mengkonsumsi daging babi, minuman beralkohol yang memabukkan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2. Mencuci Kedua Tangan Terlebih Dahulu
Adab selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan. Meski terdengar sebagai hal yang sederhana, tetapi mencuci kedua tangan ini menjadi hal yang wajib karena dapat memberikan manfaat bagi kita. Selain itu, hal ini juga telah dianjurkan sedari lama dengan tujuan agar tangan yang kita gunakan untuk makan ini senantiasa bersih dan terhindar dari kotoran.

Sebelum orang-orang di masa modern ini menyadari tentang pentingnya mencuci tangan, ajaran Islam melalui Nabi Muhammad telah mengajarkan hal ini terlebih dahulu. Sesuai dengan yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan An Nasa’I yang berdasarkan pada penjelasan Aisyah Radhiyallahu Anha, dikatakan jika Rasulullah ingin tidur dan sedang dalam keadaan junub, maka beliau akan berwudhu terlebih dahulu. Dan ketika Rasulullah akan makan atau minum, beliau akan mencuci kedua tangannya terlebih dahulu baru setelah itu makan atau minum.

Adapun, cara mencuci tangan yang benar adalah dengan membasuh dan membersihkan setiap sela jari tangan untuk membuang kotoran. Apabila tangan telah bersih, maka hal ini akan mencegah kita dari kemungkinan keracunan makanan karena adanya bakteri yang menempel pada tangan.

3. Berdoa atau Membaca Bismillah Sebelum Makan dan Minum
Berdoa dan membaca lafaz Bismillah termasuk salah satu adab makan dan minum yang dianjurkan untuk dilakukan. Rasulullah sering kali mengajarkan kepada kita untuk berdoa dan menyebut nama Allah terlebih dahulu sebelum memulai sesuatu, termasuk saat akan makan dan minum.

Tak hanya dianjurkan untuk membaca Bismillah saja, kita pun dianjurkan untuk berdoa terlebih dahulu sebelum makan atau minum. Hal ini sebagai salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas apa yang telah dia berikan kepada kita.

Membaca doa dan bismillah sebelum makan ini juga terdapat dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dalam hadis tersebut dikatakan jika ada salah satu diantara kita yang ingin makan, maka hendaknya kita menyebut nama Allah terlebih dahulu di awal dengan mengucapkan Bismillah. Namun, jika kita lupa untuk membaca Bismillah sebelum makan, maka kita bisa membaca lafaz ‘Bismillahi fii awwalihi wa akhirihi’ yang berarti ‘dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir (aku makan)’.
4. Makan atau Minum Menggunakan Tangan Kanan
Kita pasti sudah terbiasa dengan makan atau minum dengan menggunakan tangan kanan. Tapi sesungguhnya, menggunakan tangan kanan ini masuk dalam adab makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah.

Seperti yang kita ketahui, Rasulullah memang selalu melakukan kegiatan apapun dengan tangan kanan, termasuk ketika makan dan minum. Hal ini dilakukan agar tidak meniru perilaku setan yang sering menggunakan tangan kirinya.

Bahkan, diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Umar, Rasulullah pernah bersabda jika ada salah seorang dari kita yang makan, maka hendaknya menggunakan tangan kanannya untuk makan dan minum. Karena sesungguhnya, setan akan makan dan minum dengan tangan kiri.

Namun, berdasarkan pernyataan dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, jika kita memiliki uzur atau halangan dalam menggunakan tangan kanan, maka itu tidak apa-apa. Tetapi, jika kita masih bisa menggunakan tangan kanan kita, maka hendaknya kita mengikuti ajaran Rasulullah tersebut.

5. Usahakan Tidak Sambil Berdiri
Adab makan dan minum yang selanjutnya adalah tidak makan dan minum sambil berdiri. Sebab, ini tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah. Bahkan, dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Muslim, dikatakan jika Rasulullah pernah menyebutkan jika makan sambil berdiri itu adalah perbuatan yang buruk dan keji.

Adanya larangan makan sambil berdiri ini tentu bukan tanpa alasan. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari larangan ini, salah satunya adalah adanya etika dan sopan santun yang terkandung dalam penerapan adab ini.

Selain itu, jika kita makan dan minum sambil berdiri, maka akan menyebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan. Sehingga, dapat mengakibatkan iritasi pada sel-sel kerongkongan.

Adapun, kita dianjurkan untuk makan dalam posisi duduk tawadhu. Posisi ini adalah posisi saat kita duduk di atas punggung kaki atau di atas kedua lutut. Sebab, Allah sangat menyukai seseorang yang memiliki sikap tawadhu dalam hal apapun, tak terkecuali saat makan dan minum.

6. Tidak Meniup Minuman atau Makanan yang Panas
Dalam adab yang diajarkan, sebaiknya tidak meniup makanan atau minuman yang masih panas. Kamu bisa menggunakan kipas untuk mendinginkannya dengan mengipasinya.

Rasulullah juga pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari, yang berbunyi jika kita minum maka janganlah bernafas di dalam gelas. Dan ketika sedang buang hajat, maka janganlah untuk menyentuh kemaluan dengan menggunakan tangan kanan.

Adapun, alasan dari dilarangnya meniup makanan dan minuman ini telah dibuktikan secara ilmiah melalui beberapa penelitian. Salah satunya menyebutkan jika kita meniup makanan, maka udara yang keluar melalui hembusan nafas tersebut merupakan udara yang rusak karena penuh dengan zat karbon dioksida yang tidak baik untuk tubuh.

Maka dari itu, akibat yang ditimbulkan dari meniup makanan atau minuman ini adalah terpaparnya makanan dengan bakteri helicobacter pylori yang biasanya menyebar melalui pernafasan. Bakteri ini cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan penderitanya mengalami peradangan pada lapisan lambung dan berujung pada penyakit tukak lambung.

7. Tidak Makan atau Minum Secara Berlebihan
Islam tidak mengajarkan untuk melakukan sesuatu secara berlebihan, termasuk ketika makan atau minum. Sebab, sifat yang berlebihan ini pun tidak membawa hal yang positif. Melainkan lebih banyak mudharat atau hal negatif yang merugikan.

Tak hanya itu, Allah juga tidak menyukai umat-Nya yang berlebihan dalam makanan. Jadi, ambillah makanan secukupnya dan jangan mengambil makanan melebihi dari apa yang biasa kita makan. Pasalnya, jika mengambil makanan secara berlebihan, maka makanan tersebut akan menjadi mubazir karena boros dan terbuang sia-siang. Sedangkan, perbuatan yang boros adalah teman dari setan.

Aturan tentang tata cara makan dan minum yang tidak berlebihan ini bahkan diatur dalam Al-Qur’an surah Al-A’raaf pada ayat ke-31. Ayat tersebut berisi perintah agar makan dan minum dengan tidak berlebihan karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat berlebih-lebihan.

8. Segera Makan dan Minum Saat Sudah Dihidangkan
Menyegerakan untuk makan hidangan yang telah disiapkan menjadi adab makan dan minum selanjutnya. Kita dianjurkan segera menyantap hidangan dan tidak mendiamkan makanan atau membiarkan makanan terhidang begitu saja.

Bahkan, dikatakan jika terdengar adzan saat makanan dihidangkan, maka lebih baik untuk mendahulukan makan, baru menunaikan salat. Karena, jika seseorang melaksanakan salat namun dalam keadaan perut yang lapar dan makanan sudah siap, dikhawatirkan salatnya menjadi tidak khusyu dan tidak tenang karena memikirkan makanan.

Secara khusus, Rasulullah pun pernah membahas hal ini. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Anas Nabi Muhammad pernah bersabda jika makan malam telah dihidangkan dan iqamah salat telah berkumandang, maka dahulukanlah untuk makan malam tersebut.

Tak hanya itu, Rasulullah juga menganjurkan agar makan terlebih dahulu dengan tidak tergesa-gesa untuk pergi shalat. Hal ini dilakukan dengan maksud agar kita dapat beribadah dengan tenang dan tidak lagi memikirkan makanan atau minuman yang dihidangkan ketika sedang shalat.

Melalui hadis yang diriwayatkan oleh Muttafaqun ‘alaih, Rasulullah pernah bersabda jika makan malam telah disiapkan, sedangkan waktu salat telah tiba, maka mulailah dengan makan malam terlebih dahulu. Beliau juga menganjurkan agar tidak terburu-buru untuk pergi salat hingga makan malam tersebut selesai.

9. Tidak Mencela Makanan atau Minuman
Adab yang diajarkan dalam Islam menyangkut pada berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satunya adalah untuk menjaga hubungan silaturahmi dengan sesama manusia dengan cara saling menghargai berkah yang telah diberikan oleh Allah.

Saling menghargai ini tentu banyak bentuknya. Namun, dalam hal makanan, kita tidak boleh untuk mencela makanan terlebih jika itu disiapkan oleh orang lain. karena, mencela makanan sama dengan tidak menghormati rezeki pemberian Allah dan tidak menghargai orang di sekitar kita yang telah menyediakannya.

Ketika kita berada di suatu tempat dan dihidangkan sebuah makanan oleh seseorang untuk jamuannya, maka sangat dianjurkan untuk kita menghargai hidangan tersebut. Sekalipun makan atau minuman tersebut kurang begitu kita sukai, maka kita tidak perlu untuk mencelanya. Cukuplah dengan menolak dan menyampaikan alasan yang baik serta tidak menyinggung.

Bahkan, hal ini pernah dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW. Berdasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, disebutkan jika Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan atau minuman sama sekali. Jika beliau menyukai makan tersebut, maka beliau akan memakannya. Namun, apabila beliau tidak menyukainya, maka beliau akan meninggalkannya dan tidak mencela.

10. Menghindari Diri dari Menggunakan Peralatan Makan dan Minum dari Emas atau Perak
Sebagai seorang muslim, ternyata kita dilarang untuk memakai peralatan makan atau minun yang terbuat dari bahan dasar emas atau perak. Sebab, sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW, sesungguhnya peralatan dari emas dan perak ini adalah peralatan yang nantinya akan dipergunakan oleh para penghuni surga.

Oleh karena itu, kita bisa menggantinya dengan alternatif berupa peralatan dari kayu atau stainless.

Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda, yang artinya barangsiapa yang makan dan minum dari bejana atau peralatan emas dan perak, maka sesungguhnya dia diibaratkan telah memasukkan api neraka ke dalam perutnya. Hadis tersebut pun diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

11. Mengambil Kembali Makanan yang Telah Jatuh
Untuk sebagian orang, makanan yang sudah jatuh mungkin dianggap sebagai makanan yang kotor dan tidak lagi layak untuk di makan. Namun ternyata, hal ini berbeda dengan adab makan dan minum dalam Islam.

Pasalnya, Islam justru menganjurkan kita untuk selalu menghargai setiap makanan yang ada, bahkan meski hanyalah sebutir nasi. Untuk makanan yang jatuh pun, Rasulullah mengajarkan agar kita kembali mengambilnya dan membuang bagian yang kotor untuk kemudian dimakan kembali.

Berdasarkan pada hadis riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah pernah bersabda yang artinya jika kita tengah makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaknya kita mengambil kembali makanan tersebut. Kita cukup membuang bagian yang kotornya saja lalu makanan tersebut dapat kembali kita makan. Karena, jangan sampai kita membiarkan makanan jatuh tersebut untuk setan.

Kesimpulan
Dalam ajaran Islam, kita telah diajarkan untuk melakukan sesuatu sesuai aturan dan porsinya masing-masing. Aturan yang ada tersebut disebut juga sebagai adab dan dianjurkan untuk dilakukan karena dapat memberikan dampak yang positif bagi hidup. Salah satu aturan yang ada dalam islam adalah tentang adab makan dan minum.

Beberapa adab makan dan minum, adalah mencuci tangan terlebih dahulu, membaca doa, tidak sambil berdiri, dan tidak mencela makanan dan minuman. Adab ini dilakukan sebagai bentuk menjalankan sunnah Rasulullah dan perwujudan atas jati diri seorang muslim.

Itu dia 11 adab makan dan minum dalam Islam yang perlu untuk kamu ketahui. Semoga rangkuman informasi di atas dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk kita semua, ya, #SahabatTanpaBatas.

Jika ingin mencari buku yang berkaitan dengan makanan sehat, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Nama penulis: Raden Putri

Rujukan:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6131549/5-adab-makan-dan-minum-sesuai-anjuran-rasulullah-saw
https://umma.id/article/share/id/1002/375250
https://www.orami.co.id/magazine/adab-makan-dan-minum

Doa Serta Dzikir Saat Umroh

Umroh 2023

Umroh Samira travel

Karuniakanlah kepada kami sikap pandang yang baik terhadap apa-apa yang membuat-Mu Ridha terhadap kami. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.

Doa Ketika Mencukur Rambut

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,  Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada kita dan segala puji Bagi Allah tentang apakepada  kami. apa yang tel Ya Allah ini ubunah Allah karuniakan ubunku, maka terimalah dariku (amal  perbuatanku) dan ampunilah dosa Ya Allah ampunilah orang-dosaku orang yang mencukur dan memendekkan rambutnya wahai Tuhan yang Maha Luas ampun anNya.

Ya Allah tetapkanlah untuk diriku  setiap  helai rambut kebajikan dan hapuskanlah  untukku dengan setiap helai rambut kejelekan. Dan angkatlah derajatku  di sisi-Mu.

Doa Ketika melaksanakan ibadah Umroh

Berikut adalah doa-doa yang biasanya dibaca saat melaksanakan umrah:

1. Doa ketika memakai pakaian ihram
– “Labbaikallahumma ‘umratan” (Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah, untuk menunaikan umrah).

2. Doa saat masuk Masjidil Haram:
– “Bismillahi was-salatu was-salamu ‘ala Rasulillah. Allahummaghfirli dzunubi waftah li abwaba rahmatik.”
(Dengan nama Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.

3. Doa saat melihat Ka’bah
– “Allahumma zid hadza al-baita tashrifan wa ta’zhiman wa takriman wa mahabatan, wa zid man hajjahu awi’tamarahu tashrifan wa ta’zhiman wa takriman wa birran.”
(Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kewibawaan pada rumah ini, dan tambahkanlah pada orang yang berhaji atau umrah di sini kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kebaikan.)

4. Doa saat Tawaf
– Setiap putaran Tawaf, bacaan doanya bebas, yang penting adalah dzikir, doa, dan permohonan kepada Allah. Misalnya, “Subhanallah, walhamdulillah, wa la ilaha illallah, wallahu akbar.”

5. Doa saat Sa’i (antara Safa dan Marwah)
– “Innash-Shafa wal-Marwata min sya’a’irillah.”
(Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah.)

6. Doa saat di Bukit Safa dan Marwah
– “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul-mulku walahul-hamdu yuhyi wa yumitu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir.”
(Tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan dan segala pujian, yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.)

7. Doa setelah Tahallul (memotong rambut)
– “Allahumma inni as-aluka minal-khairi kullihi ‘ajilihi wa ajilihi, ma ‘alimtu minhu wa ma lam a’lam, wa a’udhu bika minasy-syarri kullihi ‘ajilihi wa ajilihi, ma ‘alimtu minhu wa ma lam a’lam.”
(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan semuanya, baik yang segera maupun yang tertunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan, baik yang segera maupun yang tertunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui.

Semoga ibadah umrah Anda diterima dan mendapat ridha Allah SWT

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah, salah satu bulan suci dalam agama islam, tidak hanya di kenal sebagai bulan haji,  tetapi juga memiliki keutamaan istimewa pada 10 hari pertamanya.

Keutamaan ini terkait dengan sejumlah amal dan ibadah yang sangat dianjurkan selama periode ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai keutamaan-keutamaan yang terkait dengan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Keutamaan Hari-hari tersebut
Hari-hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang luar biasa. Di antara keutamaannya adalah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari yang amal shalihnya lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini.” Keutamaan ini menunjukkan bahwa Allah memberikan nilai yang tinggi kepada amal shalih yang dilakukan selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الحِجَّةِ، يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ، وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ القَدْرِ

Artinya: Diriwayatkan Abu Hurairah, dari Rasulullah, beliau bersabda: Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah; satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan setahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar (HR. Tirmidzi, 3/122)

Fadhilah Puasa pada Hari Arafah
Salah satu momen penting dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari ke-9, yaitu Hari Arafah. Puasa pada Hari Arafah memiliki keutamaan yang besar, di mana Rasulullah SAW bersabda, “Puasa Hari Arafah akan menghapuskan dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang.” Oleh karena itu, menjaga puasa pada Hari Arafah adalah kesempatan emas untuk mendapatkan pengampunan dan keberkahan dari Allah.

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

Artinya: Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)

Pelaksanaan Ibadah Haji
Bulan Dzulhijjah juga dikenal sebagai bulan ibadah haji. Ratusan ribu orang Muslim dari seluruh dunia berbondong-bondong ke Tanah Suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Melaksanakan ibadah haji adalah salah satu amal paling mulia yang dapat dilakukan dalam Islam. Namun, bagi mereka yang tidak dapat menjalankan ibadah haji, masih ada peluang untuk memperoleh pahala dan keberkahan dengan melakukan amal ibadah yang dianjurkan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Amal Ibadah yang Dianjurkan
Selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat sejumlah amal ibadah yang sangat dianjurkan, antara lain:
a. Meningkatkan kualitas shalat, baik dengan memperbanyak shalat sunnah maupun shalat berjamaah.
b. Membaca Al-Qur’an secara rutin dan memperbanyak dzikir serta doa.
c. Membaca istighfar (memohon ampunan) secara berulang-ulang.
d. Bersedekah dan berinfak kepada yang membutuhkan.
e. Melaksanakan qurban, yaitu menyembelih hewan kurban sebagai bentuk pengorbanan dan ibadah kepada Allah.

Meraih Keberkahan dalam Kehidupan
Melakukan amal ibadah dan ketaatan kepada Allah selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah bukan hanya menghasilkan pahala yang besar, tetapi juga membawa berkah dan keberkahan dalam kehidupan kita. Kita dapat merasakan kedekatan dengan Allah, meningkatkan kualitas iman dan taqwa, serta meraih keberkahan dalam segala aspek kehidupan kita.

Dalam kesimpulannya, 10 hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang sangat istimewa bagi umat Muslim. Keutamaan dan amal ibadah yang dianjurkan selama periode ini memberikan kesempatan emas bagi kita untuk mendapatkan pengampunan, keberkahan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Mari manfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan amal ibadah dan mendapatkan manfaat spiritual yang besar. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan memberikan keberkahan yang melimpah dalam hidup kita.

Apa itu Haji Badal? Apa Syarat haji Badal?

Badal haji adalah salah satu bentuk ibadah yang niatnya sangat mulia. Agama Islam memberikan kemudahan bagi orang-orang yang sakit dan telah meninggal dunia untuk dapat menunaikan ibadah haji dengan badal haji.

Haji badal

Dalam pengertiannya, haji badal  adalah pelaksanaan ibadah haji untuk orang yang meninggal dalam keadaan belum haji. Ibadah ini juga dapat dilaksanakan bagi orang yang secara fisik sudah tidak mampu melaksanakannya.

Secara garis besar, ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima ini memiliki keistimewaan karena memiliki ruang dan waktu yang berbeda dengan kewajiban melaksanakan keempat rukun Islam lainnya. Menunaikan ibadah haji ini hukumnya wajib bagi setiap orang Islam yang mampu secara fisik dan finansial.

Akan tetapi, terkadang ada udzur atau halangan yang menyebabkan umat Muslim tidak bisa menunaikan ibadah haji meskipun tergolong orang yang mampu secara finansial. Maka dari itu, Allah SWT memberikan keringanan dengan adanya ibadah badal haji.

Ibadah badal haji sebenarnya sudah cukup lama dilakukan oleh umat Muslim. Hanya saja, masih banyak yang belum memahami betul bagaimana hukum dan ketentuannya. Badal haji mempunyai ketentuan yang sedikit berbeda dengan ibadah haji pada umumnya. Bagi Anda yang berencana menunaikan ibadah badal haji, perhatikan ketentuan berikut dengan seksama.

menetapkan kebijakan terkait pelaksanaan ibadah badal haji di tanah air. Keberangkatan calon jamaah haji yang meninggal dunia sebelum masuk asrama dapat digantikan langsung oleh keluarga atau ahli waris yang ditunjuk.

Selain itu, jamaah haji yang tidak mampu diberangkatkan juga bisa dibadalhajikan. Keluarga atau ahli waris yang berhak melakukan badal haji harus mengajukan permohonan dan lulus seleksi yang dilakukan oleh tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Pria dapat membadalkan haji untuk wanita, begitu pun sebaliknya.

Perlu dipahami bahwa tata cara melaksanakan badal haji pada dasarnya sama dengan pelaksanaan haji untuk diri sendiri. Orang yang melaksanakan badal haji harus melakukan niat ihram haji, wukuf di Padang Arafah, keliling ka’bah, berlari-lari kecil antara bukit safa dan marwah, mencukur rambut sebagian atau seluruhnya, mabit di Mina, lempar jumroh, dan tawaf perpisahan.

Hanya saja, niat menjadi pembeda di antara keduanya. Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, berikut lafal niat badal haji yang dapat Anda baca:

Nawaytul hajja ‘an fulān (sebut nama orang yang dibadalhajikan) wa ahramtu bihī lillāi ta‘ālā. Artinya, “Aku sengaja ibadah haji untuk si fulan (sebut nama orang yang dibadalhajikan) dan aku ihram haji karena Allah ta‘ala.”

Badal haji tentunya memerlukan persiapan fisik dan persiapan finansial yang cukup. Apalagi ibadah haji  dikatakan sebagai ibadah fisik sekaligus harta, di mana ada biaya yang akan dikeluarkan untuk transportasi dan akomodasi. Jika dibandingkan biaya ibadah haji biasanya, badal haji memiliki biaya yang lebih murah.

Untuk melakukan ibadah ini, Anda membutuhkan sekitar Rp7 juta hingga Rp16 juta tergantung dari fasilitas yang dipilih. Biaya badal haji lebih murah karena posisi Anda hanya menggantikan orang untuk berhaji. Meskipun begitu, Anda tetap harus mempersiapkan biaya tambahan untuk pengeluaran tidak terduga.

Samira Travel memberikan solusi untuk Anda yang ingin mewujudkan niat untuk mengumrohkan atau menghajikan orang tua atau keluarga tercinta melalui Program Badal Umroh dan Badal Haji. Hubungi Customer Service atau Agen Samira travel Tour di Kota Anda dan dapatkan souvenir menarik dari Samira Travel umroh.

Agen resmi Samira travel umroh WA 0856-4383-0252