Tata Cara Ruqyah syariah yang Benar

Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.

Ruqyah Syariah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama. Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya”[1]

Karena demikian pentingnya penyembuhan dengan ruqyah ini, maka setiap kaum Muslimin semestinya mengetahui tata cara yang benar, agar saat melakukan ruqyah tidak menyimpang dari kaidah syar’i.

Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:

Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun. Disebutkan dalam hadits Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُوْا الزَيْتَ وَ ادَّهِنُوا بِهِ فَإنَهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَة

 

Makanlah minyak zaitun , dan olesi tubuh dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah“.[2]

Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan. Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah, ia berkata: “Rasulullah, tatkala dihadapkan pada seseorang yang mengeluh kesakitan, Beliau mengusapnya dengan tangan kanan…”. [HR Muslim, Syarah An Nawawi (14/180].
Imam An Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan dan mendoakannya. Banyak riwayat yang shahih tentang itu yang telah aku himpun dalam kitab Al Adzkar”. Dan menurut Syaikh Al ‘Utsaimin berkata, tindakan yang dilakukan sebagian orang saat meruqyah dengan memegangi telapak tangan orang yang sakit atau anggota tubuh tertentu untuk dibacakan kepadanya, (maka) tidak ada dasarnya sama sekali.

Bagi orang yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang dikeluhkan seraya mengatakan بِسْمِ الله (Bismillah, 3 kali).
أعُوذُ بِالله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ وَ أحَاذِرُ

“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti“[3]

Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali.
Atau membaca :

بِسْمِ الله أعُوذُ بِعزَِّةِ الله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ مِنْ وَجْعِيْ هَذَا.

Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini“[4]

Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit dengan keduanya.[5]

Bila penyakit terdapat di salah satu bagian tubuh, kepala, kaki atau tangan misalnya, maka dibacakan pada tempat tersebut. Disebutkan dalam hadits Muhammad bin Hathib Al Jumahi dari ibunya, Ummu Jamil binti Al Jalal, ia berkata: Aku datang bersamamu dari Habasyah. Tatkala engkau telah sampai di Madinah semalam atau dua malam, aku hendak memasak untukmu, tetapi kayu bakar habis. Aku pun keluar untuk mencarinya. Kemudian bejana tersentuh tanganku dan berguling menimpa lenganmu. Maka aku membawamu ke hadapan Nabi. Aku berkata: “Kupertaruhkan engkau dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, ini Muhammad bin Hathib”. Beliau meludah di mulutmu dan mengusap kepalamu serta mendoakanmu. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih meludahi kedua tanganmu seraya membaca doa:
أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

“Hilangkan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit“[6]

Dia (Ummu Jamil) berkata: “Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kecuali tanganmu telah sembuh”.

Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara mengobatinya dengan membacakan ruqyah di hadapan penderita. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘laihi wa sallam meruqyah orang yang mengeluhkan rasa sakit. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, dari Ubay bin K’ab , ia berkata: “Dia bergegas untuk membawanya dan mendudukkannya di hadapan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka aku mendengar Beliau membentenginya (ta’widz) dengan surat Al Fatihah”[7]

Apakah ruqyah hanya berlaku untuk penyakit-penyakit yang disebutkan dalam nash atau penyakit secara umum? Dalam hadits-hadits yang membicarakan terapi ruqyah, penyakit yang disinggung adalah pengaruh mata yang jahat (‘ain), penyebaran bisa racun (humah) dan penyakit namlah (humah)[8]. Berkaitan dengan masalah ini, Imam An Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim: “Maksudnya, ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. Namun maksudnya bahwa Beliau ditanya tentang tiga hal itu, dan Beliau membolehkannya. Andai ditanya tentang yang lain, maka akan mengizinkannya pula. Sebab Beliau sudah memberi isyarat buat selain mereka, dan Beliau pun pernah meruqyah untuk selain tiga keluhan tadi”[9]

Demikian sekilas cara ruqyah. Mudah-mudahan bermanfaat. (Red).

Maraji` :

Risalatun Fi Ahkami Ar Ruqa Wa At Tamaim Wa Shifatu Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abu Mu’adz Muhammad bin Ibrahim. Dikoreksi Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman Jibrin.
Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abdullah bin Muhammad As Sadhan, Pengantar Syaikh Abdullah Al Mani’, Dr Abdullah Jibrin, Dr. Nashir Al ‘Aql dan Dr. Muhammad Al Khumayyis, Cet X, Rabi’ul Akhir, Tahun 1426H.
Referensi : https://almanhaj.or.id/2693-tata-cara-ruqyah-yang-benar.html

*Amalan Dzikir Pagi dan Petang*

1. Baca Surat Al Fatikhah 3x/5x/7x
2. Baca Surat Al Ikhlas 3x
3. Baca ولله الحمد لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ kemudian baca Surat Al Falaq 3x
4. Baca لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ ولله الحمد kemudian baca Surat An Naas 3x
5. Bacaولله الحمد لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ kemudian baca Al Fatihah 1x
6. Baca Surat Al Baqoroh ayat 1-5
7. Baca Surat Al Baqoroh ayat 163
وَاِ لٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّا حِدٌ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ
“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”
8. Baca Surat Al Baqoroh ayat 255-257
9. Baca Surat Al Baqoroh ayat 284-286
10. Baca Surat Ali Imron ayat 26-27
11. Baca Surat At Taubah ayat 128-129
12. Baca Surat Al Kahfi ayat 1-10 / 101-110
13. Baca Ayat 5 :
Ayat 1: Qs. Al-Baqarah ayat 246
Ayat 2: Qs. Ali-‘Imran ayat 181
Ayat 3: Qs. An-Nisaa’ ayat 77
Ayat 4: Qs. Al-Maaidah ayat 27
Ayat 5: Qs. Ar-Ra’d ayat 16

14. Baca Ayat 7 :
1) Surat At-Taubah Ayat 51
2) Surat Yunus Ayat 107
3) Surat Hud Ayat 6
4) Surat Hud Ayat 56
5) Surat Al-‘Ankabut Ayat 60
6) Surat Fatir Ayat 2
7) Surat Az-Zumar Ayat 38

15. Baca Ayat 15 :
Ayat 1: Ali Imran Ayat 1-2 dan 18
Ayat 2: Ali An’am Ayat 95
Ayat 3: Ar-Ra’d Ayat 31
Ayat 4: Yasin Ayat 82
Ayat 5: Al-Fatihah Ayat 2
Ayat 6: Qaf Ayat 15
Ayat 7: Al-Hadid Ayat 4 dan 25
Ayat 8: At-Taghabun Ayat 13
Ayat 9: At-Thalaq Ayat 3
Ayat 10: Al-Jinn Ayat 28
Ayat 11: Al-Muzzammil Ayat 9
Ayat 12: An-Naba Ayat 38
Ayat 13: Abasa Ayat 18-19
Ayat 14: At-Takwir Ayat 20
Ayat 15: Al-Buruj 20-22m

16. Baca Surat Surat Hud ayat 73
Sebelum membaca surat Hud ayat 73, baca ini 7x
ارْحَمْنَا، يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
“Kasihani kami, wahai Tuhan yang Maha Kasih.”
رَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِ اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ
“Dan rahmat Allah serta berkah-Nya (kami harapkan) melimpah di atas kamu sekalian wahai ahlul bait. Sungguh Dia Maha Terpuji lagi Maha Pemurah,” (QS. Hud: 73).

17. Baca Surat Surat Al-Ahzab ayat 33.
اِنَّمَا يُريِدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا
“Sungguh Allah berkehendak menghilangkan segala kotoran padamu, wahai ahlul bait, dan menyucikanmu sebersih-bersihnya,” (Surat Al-Ahzab ayat 33).

18. Membaca Surat Al-Ahzab ayat 56
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا
“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bacalah salawat untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
19. Membaca Shalawat Nabi (3 kali)
اَلَّلهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ صَلَاةٍ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ … سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ
“Ya Allah, tambahkanlah rahmat dan kesejahteraan untuk pemimpin dan tuan kami Nabi Muhammad saw., serta keluarganya, sebanyak pengetahuan-Mu dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu pada saat zikir orang-orang yang ingat dan pada saat lengah orang-orang yang lalai berzikir kepada-Mu.”

20. Membaca Salam Nabi Saw.
وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ اَصْحَابِ سَيِّدِنَا رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ
“Semoga Allah yang Maha Suci dan Tinggi meridai para sahabat dari pemimpin kami (Rasulullah).”

21. Membaca Surat Al-Anfal ayat 40 (100 Kali)
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ. نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
“Cukup Allah bagi kami. Dia sebaik-baik wakil. (Surat Ali Imran ayat 173). Dia sebaik-baik pemimpin dan penolong,” (QS. Al-Anfal: 40).”

22. Membaca Hauqalah
وَلَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ
“Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Agung.”

23. Membaca Istighfar (100 kali)
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung.”

24. Hadits Keutamaan Tahlil
اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ : لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ حَيٌّ مَوْجُوْدٌ
لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ حَيٌّ مَعْبُوْدٌ, لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ حَىٌّ بَاقٍ
25. Membaca Tahlil 165 kali atau 100 kali
لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ
“Tiada Tuhan selain Allah.”
Dilanjutkan Membaca Dua Kalimat Syahadat :
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bacaan Latin: Laa ilaha ilallahu muhammadurrasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah. Nabi Muhammad saw. utusan-Nya.”
ah, Tuhan sekalian alam.”

26. Sholawat 100 kali
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ
“Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad”

27. Tasbih Tahmid 100 kali
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
Artinya, : “Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya Maha suci Allah Yang Maha Agung.”

28. Dibaca 100 kali

ﻻَ ﺇِﻟَـﻪَ ﺇِﻻاﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ، ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮُ
“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

29. Sholawat Ibrahimiyah 3 kali

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلي سيدناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ
كَماَ صَلَّيْتَ عَلى سيدناَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمٌ
وباَرِكْ عَلىَ سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ
كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
في العا لمين إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

30. Tasbihat 100 kali
سُبْحانَ اللهِ، وَ الْحَمْدُ لِلهِ، وَ لا إلهَ إلاّ اللهُ، وَ اللهُ أکْبَرُ لاحولا ولا قوت الا ب الله
(Maha Suci Allah, puji syukur hanya untuk Allah, tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar tidak ada daya kekuatan kecuali dari Allah)

31. Dibaca 3/5/7 kali
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A’udzubikalimaati llaahittaammaati minsyarrimaa kholaq.
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan sesuatu yang diciptakan-Nya.”

32. Dibaca 3/5/7 kali
ﺑِﺴْﻢِ ﺍلله ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻻَ ﻳَﻀُﺮُّ ﻣَﻊَ ﺍﺳْﻤِﻪِ ﺷَﻲْﺀٌ ﻓِﻲ ﺍْﻷَﺭْﺽِ ﻭَﻻَ ﻓِﻲ ﺍﺴَّﻤَاء ﻭَﻫُﻮَاﺴَّﻤِﻴْﻊُ ﺍﻟْﻌَﻠِﻴْﻢُ
“Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.”

33. Dibaca 3 kali
ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ, ﻋَﺪَﺩَ ﺧَﻠْﻘِﻪِ، ﻭَﺭِﺿَﺎ ﻧَﻔْﺴِﻪِ، ﻭَﺯِﻧَﺔَ ﻋَﺮْﺷِﻪِ ﻭَﻣِﺪَﺍﺩَ ﻛَﻠِﻤَﺎﺗِﻪِ
“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, Mahasuci Allah sesuai ke-ridhaan-Nya, Mahasuci seberat timbangan ‘Arsy-Nya, dan Mahasuci sebanyak tinta (yang menulis) kalimat-Nya.”

34. Dibaca 3 kali
يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيمِ سُلْطَانِكَ
“Ya Rabbi, bagiMu segala puji sebagaimana seharusnya nya; bagi kemuliaan wajahMu dan keagungan kekuasaanMu”

35. Dibaca 3 kali
ﺭَﺿِﻴْﺖُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﺭَﺑًّﺎ، ﻭَﺑِﺎْﻹِﺳْﻼَﻡِ ﺩِﻳْﻨًﺎ، ﻭَﺑِﻤُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﺒِﻴًّﺎ
“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad Saw. sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).”

36. Dibaca 3 kali
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

37. Dibaca 3 kali
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Di waktu pagi kami berada diatas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muhammad Saw. dan agama ayah kami, Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.”

38. Dibaca 3 kali
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan bagi semua makhluk).”

39. Dibaca 3 kali
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”(Dibaca pagi 1x)

40. Dibaca 3 kali
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.”

41. Dibaca 3 kali
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲْ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﻧَﺎﻓِﻌًﺎ، ﻭَﺭِﺯْﻗًﺎ ﻃَﻴِّﺒًﺎ، ﻭَﻋَﻤَﻼً ﻣُﺘَﻘَﺒَّﻼً
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang diterima.” (Dibaca pagi 1x)

42. Dibaca 3 kali
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.

43. Dibaca 3 kali
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” (Dibaca pagi 3x)

44. Membaca Sayyidul Istighfar 3 kali
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”

45. Dibaca 3 kali
ﻳَﺎ ﺣَﻲُّ ﻳَﺎ ﻗَﻴُّﻮْﻡُ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﺃَﺳْﺘَﻐِﻴْﺚُ، ﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟِﻲْ ﺷَﺄْﻧِﻲْ ﻛُﻠَّﻪُ ﻭَﻻَ ﺗَﻜِﻠْﻨِﻲْ ﺇِﻟَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻲْ ﻃَﺮْﻓَﺔَ ﻋَﻴْﻦٍ ﺃَﺑَﺪً
“Wahai Rabb Yang Maha hidup, Wahai Rabb Yang Maha berdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan (urusanku) kepada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya).”

46. Dibaca 3 kali
رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ.
”Wahai Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.”

47. Baca Surat Arrahmaan (pagi)
48. Baca Surat YaaSyiin (pagi)
49. Baca Surat Asajadah (malam)
50. Baca Surat Al Mulk (malam)
51. Baca Surat Al Waki’ah (malam)
52. Baca Surat Al Kahfi tiap malam atau hari Jumat

 

Ruqyah Syar’iyyah Pengobatan dengan Al Quran

Pengobatan dengan Al Qur’an atau di sebut pengobatan Ruqyah syar’yyiah. Pengobatan islami ini juga termasuk pengobatan yang di contohkan oleh Nabi Muhammad jadi insya Allah pengobatan Ruqyah Syariah termasuk pengobatan Sunah Rasul atau pengobatan Tribun Nabawi. Artinya pengobatan ini di rekomendasikan oleh sunah

Al-Quran Sebagai Obat Penyakit Lahir dan Bathin

 

Pengobatan dengan Al Qur’an

Perhatian: Mohon maaf kami tidak melayani Terapi Ruqyah syar’iyyah, di website ini hanya untuk artikel saja.

Salah satu nama Alquran adalah asy-Syifa yang berarti obat penyembuh. Hal ini seperti diutarakan As-Sa’di dalam kitabnya, Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Manan, bahwa Alquran adalah penyembuh bagi semua penyakit hati. Baik berupa syahwat yang menghalangi manusia untuk taat kepada syariat atau syubhat yang mengotori iman.

Dalam surat al-Isra’ ayat 82, Allah Swt berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

Para ulama berbeda pendapat mengenai maksud dari kata “syifa’ / obat” dalam ayat tersebut.

Pendapat pertama mengartikan obat dalam ayat tersebut sebagai obat yang berkenaan dengan penyakit hati, menghilangkan tirai kebodohan dan menghapus keraguan akan kebesaran tanda-tanda kekuasaan-Nya.

Pendapat kedua, al-Qur’an sebagai obat penawar penyakit lahir seperti sakit kepala, infeksi dan lain sebagainya.

Berikut ini beberapa argumen yang menguatkan pendapat kedua.

 

Bekerjasama dengan rehap hati Foundation, Takmir Masjid Ulil Albab (TMUA) menggelar kegiatan bertajuk “Tabligh Akbar & Ruqyah Syar’iyyah Massal” pada Jumat (30/3) malam, bertempat di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII). Ratusan jamaah memadati masjid dan antusias mengikuti berlangsungnya kegiatan. Dengan mengusung tema “Meraih Kesembuhan bersama Al-Quran”, acara ini mengangkat pentingnya ruqyah syar’iyyah sebagai salah satu metode penyembuhan dalam Islam.

Ruqyah Syariah

Ruqyah syar’iyyah merupakan sebuah teknik terapi penyembuhan dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Quran dan do’a-do’a yang mu’tabaroh kepada pasien/orang yang diruqyah, dengan sesuai kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan As-Sunnah sebagaimana dicontohkan pada masa Rasulullah Saw. Ruqyah juga menjadi salah satu media untuk membentengi diri dari gangguan sihir. Praktik ruqyah syar’iyyah ini sejalan dengan ayat Al-Quran surat Al-Isro ayat 82 yang menjelaskan bahwa Al-Quran diturunkan sebagai obat bagi manusia.

Demikian pemaparan Ustadz Sholeh Kurniawan selaku Wakil Founder Rehab Hati Foundation, yang membuka rangkaian kegiatan dengan materi pengantar, sebelum praktik ruqyah massal dilaksanakan. Turut hadir mendampingi beliau, Ustadz Abu Abdirrahman yang juga merupakan pemateri Kajian Rutin di Masjid Ullil Albab. Dalam pemaparannya, Ustadz Sholeh menjelaskan bahwa terdapat dua jenis ruqyah yaitu ruqyah syar’iyyah dan ruqyah syirkiyyah. Ruqyah syar’iyyah, ungkapnya, merujuk kepada ruqyah yang sesuai dengan tuntunan syari’at, yaitu dengan metode terapi Al-Quran, sementara ruqyah syirkiyyah merujuk pada praktik ruqyah yang di dalamnya tidak sesuai syariat, yaitu mengindikasikan perilaku-perilaku syirik atau menyekutukan Allah Swt.

Ustadz Sholeh juga menekankan arti penting ruqyah sebagai sarana untuk membentengi diri dari praktik sihir. Sihir, dalam paparannya, membahayakan aqidah sekaligus nyawa seseorang, oleh karenanya Islam merespon hal itu dan memberikan tuntunan ruqyah syar’iyyah dengan menggunakan Al-Quran untuk menghalau gangguan-gangguan jin, termasuk sihir. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa ruqyah syar’iyyah juga harus disertai dengan kegiatan Tazkiyyah an-Nafs atau penyucian jiwa. “Semua bentuk pengobatan, harus disertai Tazkiyyah. Ruqyah tanpa Tazkiyyah maka hasilnya nol,” pungkasnya.

Selanjutnya selepas Isya, acara dilanjutkan dengan materi dari Ust. Nuruddin Al-Indunissy selaku Founder Rehab Hati Foundation. Materi ini menjadi materi terakhir sebelum praktik ruqyah syar’iyyah massal dilaksanakan. Disampaikan olehnya, bahwa ruqyah juga berkhasiat untuk menangkal beberapa jenis sihir, salah satunya sihir maaridh. Sihir maaridh adalah salah satu jenis sihir yang berbentuk penyakit. Penyakit tersebut bisa berupa penyakit ruhani maupun penyakit jasmani. Sedangkan untuk penyembuhannya, Ia mengatakan bahwa sakit ruhani perlu diobati dengan ruqyah syar’iyyah dan tazkiyyah an-nafs, atau yang disebut dengan terapi ibadah. Sementara untuk penyakit jasmani, maka selain terapi ibadah juga perlu disertai dengan berbagai ikhtiar medis, terutama konsumsi obat-obatan herbal yang disunnahkan.

Pada kesempatan yang sama, Ustadz Nuruddin juga memberikan metode bagaimana Al-Quran dapat menjadi media penyembuhan dalam ruqyah syar’iyyah. Pertama, Al-Quran harus dibacakan secara lantang dengan bacaan yang fasih dan benar. Kedua, perlu adanya keyakinan dan niat yang kuat untuk memperoleh kesembuhan dengan izin Allah. Ketiga, praktik ruqyah syar’iyyah harus sesuai dengan contoh Nabi Muhammad Saw. Keempat, peruqyah perlu membentengi diri dari tipu daya setan, atau talbisul iblis. Dan terakhir, perlunya menghilangkan penghalang antara pasien dengan kesembuhan, yaitu maksiat dan dosa.

Sebagai penutup, acara dilanjutkan dengan ruqyah massal yang dipimpin langsung Ustadz Nuruddin dan diikuti oleh para jamaah. Pada kegiatan ini, Arif, selaku pengurus Masjid Ulil Albab yang juga penanggung jawab kegiatan berharap bahwa dengan terselenggaranya kegiatan ini, jamaah dapat memperoleh pengetahuan mengenai kaitan ruqyah dengan pendidikan tauhid, hakikat penyakit dan kesembuhan dalam Islam, memahami hakikat gangguan-gangguan sihir, serta memahami hakikat ruqyah sebagai metode penyembuhan, yang dengan ilmu tersebut jamaah dapat melaksanakan ruqyah secara mandiri di kemudian hari.

Lewat kegiatan ini juga tujuanya untuk melatih agar para jamaah dapat melaksanakan ruqyah secara mandiri. Mudah- mudah-mudahan dengan adanya kegiatan tersebut memberikan kesan yang berdampak bagi para jamaah khususnya dalam perilaku sehari-hari.,” ujarnya. (MIH/RS)

al quran sebagai obat, semua penyakit ada obatnya ayat al quran, ayat tentang al quran sebagai obat, al quran sebagai obat hati, pengobatan dengan al quran, pengobatan orang bisu dengan ayat al quran

tempat ruqyah syariah terdekat, tata cara ruqyah syariah, apa itu ruqyah syariah, efek ruqyah syariah, manfaat ruqyah syariah, alamat ruqyah syariah di depok, Tangerang, Jakarta Selatan Jakarta Selatan Jakarta timur Jakarta Utara, Jakarta pusat, Bekasi ,