Umrah merupakan ibadah yang dilakukan di Baitullah atau Kakbah namun pengerjaannya dapat dilakukan kapan saja di luar waktu makruh. Tujuannya semata-mata untuk mengharap ridho Allah SWT dan meneladani Rasulullah SAW melalui penerapan tata cara umrah sesuai sunah.
untuk biaya umroh dan akhirnya memiliki kesempatan ke Baitullah semoga menjadi haji yang mabrur. Adapun sebelum ke sana, tak ada salahnya untuk mengetahui tentang tata cara umroh .agar ibadahmu lebih afdal.
Kendati hampir mirip dengan pelaksanaan ibadah haji, tapi dalam urutannya tata cara umrah cukup berbeda jika diperhatikan.
Apalagi dilihat dari segi waktu, rangkaian ibadah umroh bisa dilakukan dalam waktu singat sekitar 10-14 hari. Tak heran mereka yang menjalani ibadah ini, kerap disebut haji kecil.
Sekilas tentang ibadah umroh yang perlu kamu Ketahui
Melansir dari situs Kementerian Keagamaan (Kemenag) Indonesia, umroh dilihat dari segi bahasa memiliki arti berziarah. Sementara menurut istilah, umroh adalah mengunjungi Baitullah (Kabah) dengan melakukan serangkaian ibadah seperti tawaf, sa’i, dan tahalul(mencukur rambut) untuk mengharapkan ridho Allah SWT.
Adapun hukum ibadah umrah adalah berbeda-beda dari tiap imam. Seperti menukil dari Imam Syafi’i dan Imam Hambali, hukum umroh adalah wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu. Sementara menurut Imam Maliki dan Imam Hanafi hukumnya adalah sunnah muakad (Sunah yang sangat dianjurkan).
Lantas, kira-kira kapan ibadah umroh bisa dilaksanakan? Tidak seperti ibadah haji yang selalu dilakukan pada bulan Dzulhijah, umroh bisa dilaksanakan kapan pun, terkecuali pada momen-momen tertentu yang dianggap makrum melaksanakan umroh bagi jamaah haji, yakni ditanggal 9,10, dan hari tasyrik (3 hari setelah hari raya Idul Adha).
Tata cara umroh sesuai urutannya dan hal-hal yang harus diperhatikan
Seperti diutarakan di atas, bahwa dalam pelaksanaan umroh di Baitullah, langkah-langkahnya cukup singkat bila dibandingkan haji, sebab dilihat dari rukunnya saja, umroh tidak perlu melaksanakan wukuf di Arafah.
Rukun umroh hanya terdiri dari lima macam yakni: Ihram, Thawaf, Sai, Tahaluldan Tertib. Rukun tersebut akan dijabarkan secara detail dalam tata cara umroh berikut ini.
1. Persiapan sebelum melaksanakan umroh
Mengingat ibadah umroh dilakukan di tempat yang suci, karena itu sebelum umroh sebaiknya kamu membersihkan diri terlebih dahulu dengan melaksanakan mandi junub. Mandi junub atau gushladalah mandi besar yang wajib dilakukan untuk menghilangkan hadas kecil hingga besar.
Adapun tata cara melakukan mandi junubyakni: Niat, membasuh telapak tangan, membersihkan kemaluan, mencuci tangan, berwudhu, membasahi bagian kepala hingga seluruh badan termasuk lipatan-lipatan tubuh yang tidak boleh terlewatkan.
2. Melakukan ihram dari miqat
Ihram menjadi titik awal ketika kamu ingin melakukan ibadah umroh. Bisa dikatakan di saat inilah niat yang harus kamu ucapkan saat menjalankan rangkaian ibadah umroh atau haji.
Namun, dalam praktiknya ini tidak bisa dilakukan disembarang tempat, melainkan hanya dari miqat makani yang telah ditentukan. Apa itu miqat makani?Ini adalah batas tempat dimulainya ibadah haji dan umroh.
Mengutip dari Buku Tuntunan Manasik Haji yang dikeluarkan oleh Kemenag, untuk miqat makani jamaah umroh Indonesia, bisa dilakukan di Bir Ali (Zulhulaifah), asrama haji embarkasi, di dalam pesawat saat kapal udara melintas di Yalamlam atau Qarn al-Manazil, Bandar Udara King Abdul Aziz (KAIA) Jeddah dan Ji’ranah dan tanah halal lainnya.
Setelah sampai di tempat tersebut, maka ucapkanlah niat umroh dengan tulus yaitu: Nawaitul umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma ‘umratan.
Artinya; Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah SWT. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah.
3. Melakukan amalan sunah ihram dan menjauhi larangannya
Masih mengutip dari sumber Kemenag, dalam ihram ada beberapa amalan sunah yang sangat dianjurkan dan beberapa larangan yang harus dijauhi agar ibadahmu tidak batal, kamu bisa perhatikan jenisnya berikut ini.
Tata cara umrah dengan memperbanyak amalan sunah sebelum ihram:
- Mandi
- Memakai wangi-wangian pada tubuh
- Memotong kuku, merapikan jenggot, rambut ketiak dan bulu kemaluan
- Memakai kain ihram berwarna putih
- Salat sunah ihram dua rakaat
Larangan saat ihram bagi jamaah laki-laki
- Memakai pakaian bertangkup (pakaian yang antar ujung kain disatukan secara permanen
- seperti celana atau baju)
- Memakai kaos kaki atau sepatu yang menutupi mata kaki dan tumit
- Menutup kepala yang melekat seperti topi atau peci dan sorban.
Larangan saat ihram bagi jamaah perempuan
- Menutup kedua telapak tangan dengan kaos tangan
- Menutup muka dengan cadar.
Larangan bagi jamaah laki-laki dan perempuan ketika sedang melakukan ihram
- Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah dipakai dibadan sebelum niat haji/umrah;
- Memotong kuku dan mencukur atau mencabut rambut dan bulu badan
- Memburu dan menganiaya/ membunuh binatang dengan cara apa pun, kecuali binatang yang membahayakan jamaah
- Memakan hasil buruan
- Memotong kayu-kayuan dan mencabut rumput
- Menikah, menikahkan atau meminang perempuan untuk dinikahi
- Bersetubuh dan pendahuluannya seperti bercumbu, mencium, merayu yang mendatangkan syahwat
- Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor
- Melakukan kejahatan dan maksiat
- Memakai pakaian yang dicelup dengan bahan yang wangi
4. Memperbanyak mengucapkan kalimat talbiyah saat menuju Ka’bah
Tata cara umroh selanjutnya yang tidak boleh terlewat adalah dengan memperbanyak membaca kalimat talbiyahselama perjalanan menuju ke Makkah atau Ka’bah.
Sebagaimana kalimat ini juga sering diucapkan oleh Rasululloh Shalallahu alaihi wassalam, ketika melakukan haji dan umrah. Berikut bacaannya:
“Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wannikmata laka walmulka laa syarikalak.”
Artinya: Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.
5. Persiapan saat memulai aktivitas di Ka’bah
Saat sampai di Makkah kamu boleh berhenti mengucapkan kalimat talbiyahtersebut. Kemudian dilanjutkan dengan berwudu bagi mereka yang batal atau tidak punya wudu, sebab pada momen ini menjadi pertanda kamu akan melakukan tawaf atau mengelilingi Ka’bah.
Tawaf harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar. Lantas bila jamaah telah sampai di Masjidil Haram, disunahkan pula untuk masuk ke area masjid dengan mendahulukan kaki kanan disertai dengan doa sebagai berikut:
“Bismillahi, washolatu wassalamu ala rasulullah, allohummaftahlii abwaaba rohmatika, audzubillahil adhimi wabiwajhihilkariim wasulthonihilqodiim minasyaithoinnirajiim”.
Artinya: Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam dicurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu’. ‘Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung dan dengan WajahNya Yang Mahamulia serta KekuasaanNya Yang Mahaazali dari setan yang terkutuk.
6. Tata cara umroh juga dengan melakukan tawaf 7 kali
Ibadah tawaf adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad juga. Pada momen ini kamu disunahkan menyentuh dan mencium Hajar Aswad.
Jika tidak memungkinkan karena sulit untuk dicapai, setidaknya kamu bisa mengusap Hajar Aswad dengan tangan kanan, sambil mengucapkan doa di bawah ini.
“Bismillah wallahu akbar, allahumma imanan bika wa tashdiqan bi kitabika wa wafaan bi ‘ahdika wat tiba’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallahu ‘alaihi wa sallam.”
Artinya: “Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar, Ya Allah! Dengan beriman kepada-Mu, membenarkan Kitab-Mu (Al-Qur’an), setia kepada janji-Mu dan dengan mengikuti Sunnah Nabi-Mu (aku berthawaf di sekeliling Ka’bah ini).”
7. Melaksanakan salat Sunnah di makam Nabi Ibrahim Alaihissalam
Selanjutkan kamu juga disunahkan untuk melakukan salat dua rokaat di belakang makam Nabi Ibrahim Alaihissalam bila memungkinkan atau bisa melakukan salat di manapun asalkan masih di areal Masjidil Haram.
8. Tata cara umroh juga wajib melaksanakan Sa’i
Setelah selesai melakukan tawaf di Ka’bah, lalu melanjutkan dengan melaksanakan Sa’i dari Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali dan berakhir di bukit Marwa.
Momen ini mengingatkan kita pada kisah Siti Hajar istri dari Nabi Ibrahim yang berlari-lari di antara bukit Shafa dan Marwa untuk mendapatkan setitik air (air zam-zam) untuk anaknya Nabi Ismail Alaihissalam.
Adapun saat melakukan ibadah Sa’i disertai dengan doa Sa’i berikut ini:
‘Ibda’ bima bada’allah’
Artinya: “Mulailah dengan apa yang dimulai oleh Allah.”
Dan juga perbanyak doa berikut ini:
“La ilaha illallah wahdahu la syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syaiin qadir, la ilaha illallah wahdahu anjaza wa’dah wa nashara ‘abdah wa hazamal ahzaba wahdah.”
Artinya:“Tiada tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, Pemilik kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada tuhan selain Allah semata, Dia melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan bala tentara musuh sendirian.”
9. Tahalul (Mencukur Rambut)
Tahalul merupakan tata cara umroh yang terakhir, ditandai dengan mencukur rambut. Bagi kaum Adam dianjurkan untuk mencukur gundul rambutnya, sedangkan untuk wanita cukup dengan mencukur rambut kira-kira seujung jari.
10. Tertib
Jika sudah sesuai dengan rukun dan tata cara umroh yang dianjurkan Rasululloh, insyallah ibadahmu sudah sempurna.
Dengan selesainya melakukan tahalul dan ibadah lainnya, berarti selesai sudah pelaksanaan tata cara umroh-mu yang diharapkan bisa dilaksanakan dengan sempurna. Dengan begini, ibadahmu bisa afdal serta semakin mempertebal keimanan kepada Allah Subhanahuwatta’ala.