Secara umum, urutan manasik haji merupakan ptaktek pelaksanaan ibadah haji sesuai rukun- rukunnya. Calon jamaah haji akan berlatih tata cara pelaksanaan haji dalam kegiatan ini sebelum berangkat ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Kegiatan ini mencakup pendidikan mengenai rukun haji, serta hal-hal yang dilarang selama pelaksanaan ibadah sakral tersebut.
Baca juga : Tata Cara Pendaftaran Haji Khusus di Kemenag
Manasik haji umumnya dilakukan antara 8-12 Minggu sebelum keberangkatan ke tanah suci Mekkah yang akan dipandu oleh ustadz, ustadzah dan Muthowif atau pemandu.
Baca juga; Rekomendasi Biro travel umroh terbaik
Pelaksanaan sendiri bertujuan untuk membantu calon jemaah haji memahami tata cara dan alur ibadah haji sebelum melakukan ibadah sakral yang dilaksanakan setiap bulan Dzulhijjah tersebut.
Calon jamaah haji akan mempelajari budaya, bahasa dan kondisi alam di Arab Saudi. Maka, calon jemaah haji dianjurkan mengikuti urutan Manasik Haji sebagai salah satu pembekalan penting ibadah haji di tanah suci Mekkah.
Urutan Manasik Haji
Berikut adalah urutan manasik haji yang harus diingat calon jemaah haji dari awal sampai akhir:
-
Melakukan Ihram
Ihram merupakan hal utama dalam urutan manasik haji. Ihram adalah rukun ibadah haji yang wajib dilakukan dan dipenuhi yaitu dengan memakai pakaian serba putih tanpa jahitan bagi laki-laki dan menutup seluruh aurat kecuali telapak tangan bagi wanita. Sebelum Ihram , calon jemaah haji dianjurkan untuk mandi dan berwudhu, memotong kuku, memotong kumis dan memotong bulu ketiak dan bulu kemaluan. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan Syawal hingga 9 Dzulhijjah. Urutan manasik haji ini juga di ikuti dengan membaca niat ihram haji.
-
Wukuf di Arafah
Urutan manasik haji berikutnya adalah wukuf di Arafah dengan rentang waktu wukuf dimulai pada waktu dzuhur tanggal 9-10 Dzulhijjah. Calon jamaah haji akan melaksanakan wukuf di siang hari hingga setelah maghrib atau malam hari menjelang subuh. Di waktu wukuf ini, jamaah haji dianjurkan memperbanyak doa dan ibadah kepada Allah SWT.
-
Thawaf ifadah
Urutan manasik haji berikutnya dilanjutkan dengan bertolak menuju area Ka’bah untuk melaksanakan thawaf ifadah. Jamaah haji perlu membaca niat terlebih dahulu dan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali sambil membaca talbiyah. Ketika membaca talbiyah, jamaah laki-laki disarankan bersuara nyaring, sementara perempuan disarankan lirih. Pelaksanaan thawaf ifadah dimulai pada tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah hingga kapan saja. Namun, lebih utama dilaksanakan pada hari-hari tasyrik.
-
Sa’i
Sa’i menjadi urutan manasik haji setelah calon jamaah haji melaksanakan thawaf ifadah. Sa’i dilakukan dengan berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah. Sa’i ini dimulai dengan membaca niat lalu dari Bukit Shafa menuju lampu hijau pertama dengan berjalan kaki biasa. Dari lampu hijau pertama ke lampu hijau kedua, calon jamaah haji akan berlari-lari kecil hingga menuju Bukit Marwah dengan berjalan kaki.
Dalam urutan manasik haji, perjalanan Sa’i sendiri dilakukan sebanyak tujuh kali bolak-balik antara dua bukit itu dan diakhiri di Bukit Marwah.
-
Mabit di Muzdalifah
Mabit, atau menginap di Muzdalifah, adalah urutan manasik haji berikutnya yang dimulai setelah waktu maghrib hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Setelah itu, jamaah haji dapat meninggalkan Muzdalifah ketika masa mabit sudah lewat tengah malam. Selama pelaksanaan mabit, jamaah haji dapat mengumpulkan kerikil sebanyak 49 butir atau 70 butir, dan kerikil itulah yang nantinya digunakan untuk melempar jumroh.
-
Melempar Jumroh Aqabah
Urutan manasik haji berikutnya adalah melempar Jumroh Aqabah sebanyak tujuh kali. Pelaksanaanya adalah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Saat pelaksanaannya, jamaah haji tidak boleh melempar tujuh kerikil sekaligus, tetapi melemparnya satu per satu.
-
Mencukur rambut
Setelah melempar jumroh aqabah, Sahabat akan melaksanakan cukur rambut minimal tiga helai. Jamaah haji juga diperbolehkan jika ingin menggunduli rambutnya.
-
Melempar tiga jumroh
Urutan manasik haji berikutnya adalah melempar tiga jumroh pada hari tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Terdapat tiga lokasi, yaitu Jumroh Ula dekat arah Haratullisan, Jumroh Wusto yang berada di antara lokasi Jumroh Ula dan Jumroh Aqabah, dan Jumroh Aqabah yang berada di perbatasan Mina dan Mekkah.
Prosesi melempar batu ke tiga lokasi jumroh itu harus berurutan, karena jamaah haji wajib melakukan dari awal jika tidak mengikuti urutan tersebut. Sementara bila jamaah sakit, maka lempar jumroh bisa diwakilkan dengan syarat masih berada pada hari tasyrik.
-
Mabit di Mina
Mabit di Mina adalah urutan manasik haji berikutnya pada malam 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Jika melempar tiga jumroh sudah dilakukan maka boleh untuk meninggalkan Mina atau Nafar, baik Nafar Awal maupun Nafar Tsani. Nafar awal adalah menginap selama dua malam di Mina, sementara Nafar Tsani bermalam selama tiga malam di Mina.
-
Thawaf wada
Urutan manasik haji berikutnya adalah thawaf wada atau thawaf perpisahan yang dilaksanakan saat jamaah akan meninggalkan Kota Suci Mekkah. Jamaah tidak diperkenankan menginap lagi di hotel setelah thawaf wada, kecuali untuk menunggu bus dan mengambil barang-barang. Jika jamaah perempuan sakit atau hadi, jamaah tidak wajib melaksanakan thawaf wada dan tidak dikenai denda.
-
Tahalul
Urutan manasik haji yang terakhir adalah tahalul—bila semua prosesi dari awal sudah dilaksanakan. Tahalul ini berarti seorang jamaah haji sudah terbebas dari ihramnya. Tahalul terbagi menjadi tahalul pertama dan kedua.
Tahalul pertama menandakan jamaah haji sudah melaksanakan tiga macam urutan haji seperti melempar Jumroh Aqabah dan mencukur rambut. Kedua, saat jamaah haji sudah melaksanakan thawaf ifadah, sa’i, dan mencukur rambut. Ketiga, jamaah haji sudah melaksanakan thawaf ifadah, sa’i, dan melempar Jumroh Aqabah.
Sementara tahalul kedua dilakukan ketika jamaah haji sudah melakukan tiga urutan haji seperti melempar Jumroh Aqabah, cukur rambut, thawaf ifadah, dan sa’i.
Sahabat, itulah urutan manasik haji dan beberapa hal yang perlu diketahui mengenai perbekalan calon jamaah haji sebelum melaksanakan ibadah haji di tanah suci.
Jika Sahabat hendak merencanakan untuk melaksanakan ibadah haji maupun umrah, Sahabat dapat memilih travel yang sudah memiliki track record terpercaya. Amitra telah bekerja sama dengan lebih dari 38 travel umrah lokal dan nasional yang terpercaya, aman, dan amanah. Semua ini demi membantu Sahabat beribadah dengan tenang dan nyaman, serta selama melakukan perjalanan ke tanah suci.
Amitra menghadirkan Pembiayaan Syariah Umrah yang memudahkan sahabat untuk melaksanakan ibadah umroh dengan bantuan dana, tentunya dengan menggunakan akad murabahah. Layanan ini bisa memudahkan calon jemaah umroh untuk mengangsur cicilan setelah pulang dari Umroh.