11 Adab Makan Minum Dalam Islam

Dalam ajaran Islam, segala sesuatu sudah diatur sesuai porsinya masing-masing. Tak hanya itu, semuanya juga memiliki adab dalam kehidupan sehari-hari yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan, hingga ada adab makan dan minum.

 

Sejatinya, Islam selalu mengajak umatnya untuk selalu berbuat baik. Oleh sebab itu, berbagai aspek dalam kehidupan sosial juga ikut diatur di dalamnya melalui adab-adab. Adab ini bukan hanya sekadar aturan yang harus dilakukan, tetapi juga sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan dengan niat mendapat berkah dan kebaikan.

Karena adab ini dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW, maka kita sebagai umatnya wajib untuk menjalannya adab ini dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, menjalankan adab makan dan minum ini merupakan suatu bentuk dalam menjalankan sunah Rasul dan sebagai perwujudan jati diri seorang muslim.

Adanya adab makan dan minum ini juga menjadi dasar atas adanya hubungan antara habluminallah dan habluminannas. Habluminallah adalah hubungan vertikal antara manusia dan Allah, sedangkan habluminannas adalah hubungan horizontal antar sesama manusia.

Adanya aturan dan adab ini tentu bukan hanya untuk memenuhi dua nilai tersebut. Tapi juga berkaitan dengan kesehatan dan kebaikan demi keberlangsungan hidup manusia.

Berbicara tentang adab makan dan minum, hal ini ternyata tertuang dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi sebagai pedoman hidup umat Islam. Mulai dari adab untuk menggunakan pakaian, adab untuk bertamu dan menyambut tamu, adab masuk rumah, hingga adab makan dan minum. Semua itu telah dicontohkan secara langsung oleh Rasulullah dengan sedemikian rupa dan tercatat dalam hadist yang kemudian diriwayatkan oleh para sahabat.

Lantas, apa saja sebenarnya adab makan dan minum dalam Islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah? Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini, yuk, simak rangkuman informasi yang ada di bawah ini yaitu :

1. Makan dan Minum Sesuatu yang Halal
Adab makan dan minum yang pertama dan yang paling utama adalah dengan makan dan minum sesuatu yang halal. Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang dengan keras umatnya yang mengkonsumsi sesuatu yang haram.

Sebab, sesuatu yang haram tersebut akan memberikan atau menimbulkan banyak mudharat atau keburukan kepada orang yang mengkonsumsinya.

Bahkan, Allah telah memerintahkan hal ini secara langsung melalui firmannya dalam surah Al-Baqarah ayat 168. Dalam surah itu disebutkan jika umat manusia diperintahkan untuk makan apa yang ada di bumi yang baik dan halal. Jangan pula mengikuti jejak setan dalam hal memakan hal yang tidak baik karena sesungguhnya setan tersebut adalah musuh yang sebenarnya.

Lalu, makanan yang seperti apa yang masuk dalam kategori halal? Berdasarkan pada keterangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), makanan yang halal adalah makanan yang disembelih atau dioleh atas nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hal ini pun dijelaskan kembali dalam firman Allah yang terdapat pada surah Al-Maidah ayat ketiga. Dalam ayat tersebut, dijelaskan jika diharamkan bagi umat muslim untuk memakan bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang disembelih dengan nama selain Allah.

Bahkan, anjuran dan perintah Allah ini telah dijadikan dasar atas banyaknya penelitian yang dilakukan. Salah satunya adalah penelitian tentang tidak baiknya mengkonsumsi daging babi, minuman beralkohol yang memabukkan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2. Mencuci Kedua Tangan Terlebih Dahulu
Adab selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan. Meski terdengar sebagai hal yang sederhana, tetapi mencuci kedua tangan ini menjadi hal yang wajib karena dapat memberikan manfaat bagi kita. Selain itu, hal ini juga telah dianjurkan sedari lama dengan tujuan agar tangan yang kita gunakan untuk makan ini senantiasa bersih dan terhindar dari kotoran.

Sebelum orang-orang di masa modern ini menyadari tentang pentingnya mencuci tangan, ajaran Islam melalui Nabi Muhammad telah mengajarkan hal ini terlebih dahulu. Sesuai dengan yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan An Nasa’I yang berdasarkan pada penjelasan Aisyah Radhiyallahu Anha, dikatakan jika Rasulullah ingin tidur dan sedang dalam keadaan junub, maka beliau akan berwudhu terlebih dahulu. Dan ketika Rasulullah akan makan atau minum, beliau akan mencuci kedua tangannya terlebih dahulu baru setelah itu makan atau minum.

Adapun, cara mencuci tangan yang benar adalah dengan membasuh dan membersihkan setiap sela jari tangan untuk membuang kotoran. Apabila tangan telah bersih, maka hal ini akan mencegah kita dari kemungkinan keracunan makanan karena adanya bakteri yang menempel pada tangan.

3. Berdoa atau Membaca Bismillah Sebelum Makan dan Minum
Berdoa dan membaca lafaz Bismillah termasuk salah satu adab makan dan minum yang dianjurkan untuk dilakukan. Rasulullah sering kali mengajarkan kepada kita untuk berdoa dan menyebut nama Allah terlebih dahulu sebelum memulai sesuatu, termasuk saat akan makan dan minum.

Tak hanya dianjurkan untuk membaca Bismillah saja, kita pun dianjurkan untuk berdoa terlebih dahulu sebelum makan atau minum. Hal ini sebagai salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas apa yang telah dia berikan kepada kita.

Membaca doa dan bismillah sebelum makan ini juga terdapat dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dalam hadis tersebut dikatakan jika ada salah satu diantara kita yang ingin makan, maka hendaknya kita menyebut nama Allah terlebih dahulu di awal dengan mengucapkan Bismillah. Namun, jika kita lupa untuk membaca Bismillah sebelum makan, maka kita bisa membaca lafaz ‘Bismillahi fii awwalihi wa akhirihi’ yang berarti ‘dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir (aku makan)’.
4. Makan atau Minum Menggunakan Tangan Kanan
Kita pasti sudah terbiasa dengan makan atau minum dengan menggunakan tangan kanan. Tapi sesungguhnya, menggunakan tangan kanan ini masuk dalam adab makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah.

Seperti yang kita ketahui, Rasulullah memang selalu melakukan kegiatan apapun dengan tangan kanan, termasuk ketika makan dan minum. Hal ini dilakukan agar tidak meniru perilaku setan yang sering menggunakan tangan kirinya.

Bahkan, diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Umar, Rasulullah pernah bersabda jika ada salah seorang dari kita yang makan, maka hendaknya menggunakan tangan kanannya untuk makan dan minum. Karena sesungguhnya, setan akan makan dan minum dengan tangan kiri.

Namun, berdasarkan pernyataan dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, jika kita memiliki uzur atau halangan dalam menggunakan tangan kanan, maka itu tidak apa-apa. Tetapi, jika kita masih bisa menggunakan tangan kanan kita, maka hendaknya kita mengikuti ajaran Rasulullah tersebut.

5. Usahakan Tidak Sambil Berdiri
Adab makan dan minum yang selanjutnya adalah tidak makan dan minum sambil berdiri. Sebab, ini tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah. Bahkan, dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Muslim, dikatakan jika Rasulullah pernah menyebutkan jika makan sambil berdiri itu adalah perbuatan yang buruk dan keji.

Adanya larangan makan sambil berdiri ini tentu bukan tanpa alasan. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari larangan ini, salah satunya adalah adanya etika dan sopan santun yang terkandung dalam penerapan adab ini.

Selain itu, jika kita makan dan minum sambil berdiri, maka akan menyebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan. Sehingga, dapat mengakibatkan iritasi pada sel-sel kerongkongan.

Adapun, kita dianjurkan untuk makan dalam posisi duduk tawadhu. Posisi ini adalah posisi saat kita duduk di atas punggung kaki atau di atas kedua lutut. Sebab, Allah sangat menyukai seseorang yang memiliki sikap tawadhu dalam hal apapun, tak terkecuali saat makan dan minum.

6. Tidak Meniup Minuman atau Makanan yang Panas
Dalam adab yang diajarkan, sebaiknya tidak meniup makanan atau minuman yang masih panas. Kamu bisa menggunakan kipas untuk mendinginkannya dengan mengipasinya.

Rasulullah juga pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari, yang berbunyi jika kita minum maka janganlah bernafas di dalam gelas. Dan ketika sedang buang hajat, maka janganlah untuk menyentuh kemaluan dengan menggunakan tangan kanan.

Adapun, alasan dari dilarangnya meniup makanan dan minuman ini telah dibuktikan secara ilmiah melalui beberapa penelitian. Salah satunya menyebutkan jika kita meniup makanan, maka udara yang keluar melalui hembusan nafas tersebut merupakan udara yang rusak karena penuh dengan zat karbon dioksida yang tidak baik untuk tubuh.

Maka dari itu, akibat yang ditimbulkan dari meniup makanan atau minuman ini adalah terpaparnya makanan dengan bakteri helicobacter pylori yang biasanya menyebar melalui pernafasan. Bakteri ini cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan penderitanya mengalami peradangan pada lapisan lambung dan berujung pada penyakit tukak lambung.

7. Tidak Makan atau Minum Secara Berlebihan
Islam tidak mengajarkan untuk melakukan sesuatu secara berlebihan, termasuk ketika makan atau minum. Sebab, sifat yang berlebihan ini pun tidak membawa hal yang positif. Melainkan lebih banyak mudharat atau hal negatif yang merugikan.

Tak hanya itu, Allah juga tidak menyukai umat-Nya yang berlebihan dalam makanan. Jadi, ambillah makanan secukupnya dan jangan mengambil makanan melebihi dari apa yang biasa kita makan. Pasalnya, jika mengambil makanan secara berlebihan, maka makanan tersebut akan menjadi mubazir karena boros dan terbuang sia-siang. Sedangkan, perbuatan yang boros adalah teman dari setan.

Aturan tentang tata cara makan dan minum yang tidak berlebihan ini bahkan diatur dalam Al-Qur’an surah Al-A’raaf pada ayat ke-31. Ayat tersebut berisi perintah agar makan dan minum dengan tidak berlebihan karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat berlebih-lebihan.

8. Segera Makan dan Minum Saat Sudah Dihidangkan
Menyegerakan untuk makan hidangan yang telah disiapkan menjadi adab makan dan minum selanjutnya. Kita dianjurkan segera menyantap hidangan dan tidak mendiamkan makanan atau membiarkan makanan terhidang begitu saja.

Bahkan, dikatakan jika terdengar adzan saat makanan dihidangkan, maka lebih baik untuk mendahulukan makan, baru menunaikan salat. Karena, jika seseorang melaksanakan salat namun dalam keadaan perut yang lapar dan makanan sudah siap, dikhawatirkan salatnya menjadi tidak khusyu dan tidak tenang karena memikirkan makanan.

Secara khusus, Rasulullah pun pernah membahas hal ini. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Anas Nabi Muhammad pernah bersabda jika makan malam telah dihidangkan dan iqamah salat telah berkumandang, maka dahulukanlah untuk makan malam tersebut.

Tak hanya itu, Rasulullah juga menganjurkan agar makan terlebih dahulu dengan tidak tergesa-gesa untuk pergi shalat. Hal ini dilakukan dengan maksud agar kita dapat beribadah dengan tenang dan tidak lagi memikirkan makanan atau minuman yang dihidangkan ketika sedang shalat.

Melalui hadis yang diriwayatkan oleh Muttafaqun ‘alaih, Rasulullah pernah bersabda jika makan malam telah disiapkan, sedangkan waktu salat telah tiba, maka mulailah dengan makan malam terlebih dahulu. Beliau juga menganjurkan agar tidak terburu-buru untuk pergi salat hingga makan malam tersebut selesai.

9. Tidak Mencela Makanan atau Minuman
Adab yang diajarkan dalam Islam menyangkut pada berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satunya adalah untuk menjaga hubungan silaturahmi dengan sesama manusia dengan cara saling menghargai berkah yang telah diberikan oleh Allah.

Saling menghargai ini tentu banyak bentuknya. Namun, dalam hal makanan, kita tidak boleh untuk mencela makanan terlebih jika itu disiapkan oleh orang lain. karena, mencela makanan sama dengan tidak menghormati rezeki pemberian Allah dan tidak menghargai orang di sekitar kita yang telah menyediakannya.

Ketika kita berada di suatu tempat dan dihidangkan sebuah makanan oleh seseorang untuk jamuannya, maka sangat dianjurkan untuk kita menghargai hidangan tersebut. Sekalipun makan atau minuman tersebut kurang begitu kita sukai, maka kita tidak perlu untuk mencelanya. Cukuplah dengan menolak dan menyampaikan alasan yang baik serta tidak menyinggung.

Bahkan, hal ini pernah dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW. Berdasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, disebutkan jika Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan atau minuman sama sekali. Jika beliau menyukai makan tersebut, maka beliau akan memakannya. Namun, apabila beliau tidak menyukainya, maka beliau akan meninggalkannya dan tidak mencela.

10. Menghindari Diri dari Menggunakan Peralatan Makan dan Minum dari Emas atau Perak
Sebagai seorang muslim, ternyata kita dilarang untuk memakai peralatan makan atau minun yang terbuat dari bahan dasar emas atau perak. Sebab, sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW, sesungguhnya peralatan dari emas dan perak ini adalah peralatan yang nantinya akan dipergunakan oleh para penghuni surga.

Oleh karena itu, kita bisa menggantinya dengan alternatif berupa peralatan dari kayu atau stainless.

Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda, yang artinya barangsiapa yang makan dan minum dari bejana atau peralatan emas dan perak, maka sesungguhnya dia diibaratkan telah memasukkan api neraka ke dalam perutnya. Hadis tersebut pun diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

11. Mengambil Kembali Makanan yang Telah Jatuh
Untuk sebagian orang, makanan yang sudah jatuh mungkin dianggap sebagai makanan yang kotor dan tidak lagi layak untuk di makan. Namun ternyata, hal ini berbeda dengan adab makan dan minum dalam Islam.

Pasalnya, Islam justru menganjurkan kita untuk selalu menghargai setiap makanan yang ada, bahkan meski hanyalah sebutir nasi. Untuk makanan yang jatuh pun, Rasulullah mengajarkan agar kita kembali mengambilnya dan membuang bagian yang kotor untuk kemudian dimakan kembali.

Berdasarkan pada hadis riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah pernah bersabda yang artinya jika kita tengah makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaknya kita mengambil kembali makanan tersebut. Kita cukup membuang bagian yang kotornya saja lalu makanan tersebut dapat kembali kita makan. Karena, jangan sampai kita membiarkan makanan jatuh tersebut untuk setan.

Kesimpulan
Dalam ajaran Islam, kita telah diajarkan untuk melakukan sesuatu sesuai aturan dan porsinya masing-masing. Aturan yang ada tersebut disebut juga sebagai adab dan dianjurkan untuk dilakukan karena dapat memberikan dampak yang positif bagi hidup. Salah satu aturan yang ada dalam islam adalah tentang adab makan dan minum.

Beberapa adab makan dan minum, adalah mencuci tangan terlebih dahulu, membaca doa, tidak sambil berdiri, dan tidak mencela makanan dan minuman. Adab ini dilakukan sebagai bentuk menjalankan sunnah Rasulullah dan perwujudan atas jati diri seorang muslim.

Itu dia 11 adab makan dan minum dalam Islam yang perlu untuk kamu ketahui. Semoga rangkuman informasi di atas dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk kita semua, ya, #SahabatTanpaBatas.

Jika ingin mencari buku yang berkaitan dengan makanan sehat, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Nama penulis: Raden Putri

Rujukan:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6131549/5-adab-makan-dan-minum-sesuai-anjuran-rasulullah-saw
https://umma.id/article/share/id/1002/375250
https://www.orami.co.id/magazine/adab-makan-dan-minum

Posted in Ibadah Umroh and tagged , , .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *