Jika kita mendengar kata maqam, maka yang terbersit pertama kali dalam pikiran kita adalah kuburan atau makam. Jadi ketika kita mendengar istilah Maqam Ibrahim, kita sering mengira bahwa di situlah disemayamkan jasad atau tempat peristirahatan terakhir Nabi Ibrahim. Namun hal ini ternyata tidak benar.
Maqam Ibrahim bukanlah kuburan melainkan batu yang dibawa Nabi Ismail dan digunakan untuk berdiri Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah. Maqam adalah istilah Arab karena yang artinya meliputi: tempat berpijaknya dua kaki, kedudukan seseorang, berdiri, bangkit, bangun, atau berangkat.
Rasa penasaran pada wujud batu Maqam Ibrahim terjawab setelah laman Haramain mengambil beberapa foto dari jarak dekat batu yang berdasarkan beberapa literatur berasal dari surga seperti halnya Hajar Aswad. Foto tersebut diunggah di laman Facebook Haramain pada Rabu (5/5) diikuti doa agar umat Islam bisa berkunjung ke situs suci tersebut.
Beberapa keistimewaan dan keajaiban maqam Ibrahim
Sebagian ulama menyebut bahwa maqam ibrahim dan hajar aswad merupakan batu dari surga
Dari jejak kaki ini, seorang sahabat yang ahli melihat nasab melalui persamaan kami menyebutkan bahwa jejak kami maqam ibrahim sangat mirip dengan kaki Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Maqam Ibrahim terjaga dengan waktu yang sangat lama yaitu ribuan tahun dan tetap terpelihara dengan baik sampai sekarang, sejak dahulu ditaruh begitu saja tanpa pengamanan khusus. Sempat hilang atau dicuri sebentar, akan tetapi segera kembali dengan cepat. Ini bukti penjagaan Allah terhadap maqam Ibrahim yang bentuknya tidak terlalu besar (padahal benda kecil mudah hilang dan tidak terurus)
Maqam ibrahim adalah batu, padahal banyak sekali berhala dari batu di sekitar ka’bah, tetapi tidak ada seorang pun yang menyembah maqam Ibrahim sampai sekarang.
[Diringkas dari Sejarah Mekah hal. 105-108]
Catatan
Dahulunya sangat nampak bekas kaki dan jari-jari kaki sesuai dengan bentuk kaki yang sempurna, akan tetapi karena terlalu sering diusap ulah tangan manusia, bekas tersebut tidak terlihat jelas lagi. Al-Baghawi menjelaskan,
الذي قام عليه إبراهيم ، وكان أثر قدميه فيه فاندرس من كثرة المسح بالأيدي
“(Maqam Ibrahim) adalah tempat berdirinya nabi Ibrahim. Dahulunya terdapat bekas kedua telapak kaki beliau (dengan jelas), tetapi terhapus karena terlalu banyak yang mengusapnya.”
“Pernah bermimpi melihat dari dekat isi dalam Maqam Ibrahim? Setelah berjam-jam berusaha mengambil foto paling detail (batu Maqam Ibrahim), ini hasil akhirnya. Semoga Allah memberkahi dan memberi kesempatan untuk mengunjungi Masjidil Haram dan melihat Maqam Ibrahim secara langsung,” tulis dalam unggahan tersebut.
Dalam foto tersebut terlihat dengan jelas tekstur batu yang terlihat berwarna putih agak kekuning-kuningan. Batu tersebut terlihat tidak seperti layaknya batu biasa yang bundar melainkan terdapat dua buah cekungan seperti telapak kaki. Di sekeliling cekungan dihiasi kaligrafi dari logam mengkilap seperti perak.
Posisi Maqam Ibrahim terletak kurang lebih 20 hasta di sebelah timur Ka’bah. Dulunya Maqam Ibrahim diletakkan dalam sebuah bangunan lemari perak yang pada bagian atas dibuatkan peti dengan ukuran 6 x 3 meter. Setelah semakin banyaknya peziarah ke Masjidil Haram, bangunan ini dirasakan mempersulit orang saat thawaf. Kemudian pada pada 1387 H/1867 M, Rabithah Alam Islami (Organisasi Persatuan Dunia Islam) mengusulkan dibuat bangunan dari kaca diletakkan di atas Maqam Ibrahim.
Kemudian penyempurnaan dilanjutkan pada zaman Raja Fahd bin Abdul Aziz dengan memberi kaca bening setebal 10 mm anti panas pada kotak tersebut yang selesai pada tahun 1418 H. Di atas batu inilah Nabi Ibrahim membangun Ka’bah dengan tangannya sendiri, yang batu-batuannya dibawa Ismail.
Seperti Hajar Aswad, Maqam Ibrahim juga memiliki beberapa keutamaan di antaranya sebagai tempat untuk shalat. Dikisahkan ketika Rasullallah tiba di Ka’bah saat melaksanakan haji, beliau langsung mencium Hajar Aswad dan kemudian berlari-lari kecil tiga putaran. Pada putaran keempat, Nabi berjalan biasa menuju Maqam Ibrahim.
Sesampainya di Maqam Ibrahim, Nabi berdoa: “Dan jadikanlah sebagaian maqam Ibrahim sebagai tempat sholat, berdasar sabda Nabi, siapa yang sholat dibelakangnya, dia akan dikabulkan.